JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra International Tbk (ASII) menyebut tengah mempersiapkan berbagai strategi untuk memasuki era kendaraan bermotor listrik di dalam negeri.
Hal ini dilaksanakan dalam upaya mendukung program pemerintah untuk menciptakan ekonomi yang lebih ramah lingkungan alias low carbon economy.
"Sebagaimana diketahui bersama, pemerintah sudah memiliki peta jalan atau road map untuk mempercepat elektrifikasi. Astra tentu akan memberikan dukungan," kata Head of Investor Relations ASII, Tira Ardianti, Rabu (26/5/2021).
Baca juga: Rencana Pengembangan Baterai untuk Kendaraan Listrik di Indonesia
"Jika teman-teman lihat, sejak 2010 Toyota itu sudah mengeluarkan banyak kendaraan elektrifikasi baik hybrid maupun full baterai EV," lanjut dia.
Kedepannya, Tira menambahkan, pihak Astra akan mencoba mulai melokalisasi produk kendaraan berteknologi hibrida tersebut. Jadi, tidak perlu lagi impor.
Hanya saja, perseroan mengaku masih mengamati minat warga di dalam negeri terhadap kendaraan listrik. Pasalnya produksi sangat ditentukan oleh kesiapan pasar atau konsumen.
"Tentu, tiap perkembangan akan terus kita cermati. Ini tidak sekadar memproduksi mobil listrik ya, tapi juga bagaimana kesiapan pasar dalam hal ini konsumen Indonesia karena pada akhirnya nanti yang menentukan mereka, mau apa tidak mobil listriknya?," ujar Tira.
Baca juga: Industri Otomotif Jepang Terkesan Lamban Beralih ke Mobil Listrik
Selain itu, agar bisa mendorong penjualan kendaraan listrik di Indonesia, harus didukung oleh stimulus yang digulirkan pemerintah. Misalnya relaksasi diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Tak lupa, kesiapan persebaran stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sebagai salah satu infrastruktur penunjang.
Tira mencontohkan, di China program elektrifikasi kendaraan itu didukung oleh pemerintah baik melalui instrumen fiskal maupun nonfiskal. Sehingga, perkembangannya bisa sangat baik.
"Kalau melihat negara lain, mobil listrik bisa berhasil karena ada beberapa dukungan, baik subsidi dari pemerintahnya, seperti China sukses jual 2 juta unit, karena ada subsidi dari pemerintah," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.