Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Tewaskan 9 Orang Diduga karena Pecah Ban, Kenali Faktor Penyebabnya

Kompas.com - 23/02/2021, 10:38 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecalakaan maut yang melibatkan mobil minibus Toyota Avanza dengan bus Intra terjadi di Jalan Umum Tebing Tinggi-Pematang Siantar, tepatnya di Desa Gunung Kataran, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Minggu (21/2/2021).

Akibat kejadian ini sebanyak sembilan orang yang merupakan remaja masjid meninggal dunia. Dugaan sementara, kecelakaan disebabkan karena mobil minibus mengalami pecah ban sehingga sopir tidak bisa mengendalikan laju kendaran.

Hingga akhirnya mobil melaju tidak terkendali dan masuk ke jalur di mana bus Intra tengah melaju sehingga kecelakaan pun tidak terhindarkan.

Kejadian pecah ban memang menimpa siapa saja dan di mana saja, untuk itu melakukan antisipasi menjadi hal yang perlu dilakukan oleh setiap pengemudi sebelum melakukan perjalanan.

Baca juga: Mobil Jadi Korban Banjir di Tol, Bisa Menuntut Pengelola?

Antisipasi yang bisa dilakukan yakni dengan mengenali sejumlah faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya pecah ban.

Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan pecah ban

Ilustrasi cek tekanan udara pada banamericatop10.com Ilustrasi cek tekanan udara pada ban

1. Kurang tekanan udara

Menjaga tekanan udara pada setiap ban menjadi hal wajib dilakukan oleh setiap pemilik kendaraan.

Hanya saja, selama ini tidak sedikit pemilik kendaraan yang masih menganggap sepele tekanan udara pada ban.

Padahal, kondisi tersebut bisa berdampak buruk pada kondisi ban, bahkan bisa menjadi penyebab terjadinya pecah ban.

Baca juga: Pengguna Jalan Tol yang Dirugikan Akibat Banjir Bisa Melapor ke KKI

“Ban bisa pecah dan paling sering akibat kurang tekanan udara atau karena memikul bobot yang berlebihan, inilah musuh utama ban tekanan angin yang kurang atau equivalent dengan kelebihan bobot,” ujar On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal (Tbk) Zulpata Zainal kepada Kompas.com belum lama ini.

Maka dari itu, Zulpata menyarankan, pemilik kendaraan sebaiknya rutin memeriksa tekanan udara agar sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrikan.

Kondisi ban aus berbulupopularmechanics.com Kondisi ban aus berbulu

2. Kondisi ban aus

Kondisi ban misalkan sudah aus atau pun tipis juga bisa menjadi pemicu terjadinya pecah ban mobil saat dikendarai.

Ban yang sudah tipis dan masih saja digunakan terlebih untuk membawa beban yang cukup berat bisa menyebabkan ban pecah.

Hal ini terjadi lantaran kondisi ban yang sudah aus tidak mampu lagi untuk menahan beban kendaraan, seperti ketika ban masih dalam kondisi bagus.

3. Melindas benda tajam

Penyebab lainnya yang bisa menyebabkan pecah ban adalah ketika melindas atau menabrak benda tajam dan keras.

Kendaraan yang melaju pada kecepatan tertentu hingga menabrak benda tajam bisa menyebabkan karet pecah.

Baca juga: Rem Mobil Bisa Macet Usai Terjang Banjir, Mitos atau Fakta?

“Hal lainnya yang bisa menyebabkan ban pecah yakni menumbur (menabrak) benda keras dengan posisi kurang angin, membuat benang pada dinding ban putus. Pada akhirnya ban bisa pecah,” tuturnya.

Semir banwww.auto-swiat.pl Semir ban

4. Minim perawatan

Seperti halnya komponen mobil yang lainnya, ban juga memerlukan perawatan untuk menjaga kondisinya.

Perawatan yang bisa dilakukan terhadap karet pembungkus pelek ini adalah dengan rutin memeriksa kondisi telapaknya dan membersihkan jika ada benda kecil yang menempel.

“Kurangnya perawatan pada ban, misal banyak batu yang menempel di sela-sela kembangan ban dibiarkan, lama kelamaan akan menusuk lapisan dasar telapak ban,” katanya.

5. Tambalan cacing

Jenis tambalan ban juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya pecah ban. Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi mengatakan, tambal ban cacing atau model tusuk memang cukup diminati, salah satunya karena harganya yang terjangkau.

Padahal metode ini hanya dianjurkan untuk sementara saja. Jika dalam jangka waktu lama bisa membahayakan buat pemilik kendaraan itu sendiri.

Baca juga: Perhatikan Ini Saat Berkendara di Jalan Bekas Banjir

“Tambalan model tusuk atau yang seperti cacing sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel," ujarnya.

Sebab, lanjutnya, tambalan ini tidak secara sempurna menutup lubang yang menyebabkan bocor. Kalau dipakai terus menerus efeknya membuat karat pada kawat ban dan berujung pecah ban.

Mengerem mendadak dalam kecepatan tinggi di jalanan licin. Tidak ngesot.MBI Mengerem mendadak dalam kecepatan tinggi di jalanan licin. Tidak ngesot.

6. Perlakuan keras

Perilaku pengemudi juga bisa menjadi penyebab kerusakan pada ban hingga terjadinya ban pecah.

Tidak sedikit pengemudi yang masih terbiasa dengan memperlakukan ban dengan cukup keras.

Seperti melakukan pengereman mendadak, melakukan manuver kasar, melaju di kecepatan terlalu tinggi.

Hal-hal seperti itu sering terjadi namun jarang disadari oleh pengguna. Sehingga kerap kali terabaikan dan membuat kondisi ban menjadi buruk lebih cepat dari yang seharusnya.

Baca juga: Perhatikan Ini Saat Berkendara di Jalan Bekas Banjir

Modifikasi pelekStanly/Otomania Modifikasi pelek

7. Melakukan modifikasi ban

Melakukan ubahan atau modifikasi pada bagian kaki-kaki memang cukup digemari oleh sebagian pemilik mobil.

Hanya saja, tidak jarang pemilik mobil yang melakukan modifikasi secara ekstrim dan mengabaikan faktor keselamatan berkendara.

Baca juga: Lakukan Ini Setelah Mobil Dipaksa Menerjang Banjir

Misalkan dengan mengganti diameter pelek tanpa mempertimbangkan kecepatan dan beban fisik kendaraan yang harus ditanggung.

Hal ini bisa berakibat beban yang harus diterima ban menjadi tidak sesuai dengan seharusnya, tanpa disadari hal ini juga bisa menjadi penyebab pecah ban.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau