Hal ini terjadi lantaran kondisi ban yang sudah aus tidak mampu lagi untuk menahan beban kendaraan, seperti ketika ban masih dalam kondisi bagus.
3. Melindas benda tajam
Penyebab lainnya yang bisa menyebabkan pecah ban adalah ketika melindas atau menabrak benda tajam dan keras.
Kendaraan yang melaju pada kecepatan tertentu hingga menabrak benda tajam bisa menyebabkan karet pecah.
Baca juga: Rem Mobil Bisa Macet Usai Terjang Banjir, Mitos atau Fakta?
“Hal lainnya yang bisa menyebabkan ban pecah yakni menumbur (menabrak) benda keras dengan posisi kurang angin, membuat benang pada dinding ban putus. Pada akhirnya ban bisa pecah,” tuturnya.
4. Minim perawatan
Seperti halnya komponen mobil yang lainnya, ban juga memerlukan perawatan untuk menjaga kondisinya.
Perawatan yang bisa dilakukan terhadap karet pembungkus pelek ini adalah dengan rutin memeriksa kondisi telapaknya dan membersihkan jika ada benda kecil yang menempel.
“Kurangnya perawatan pada ban, misal banyak batu yang menempel di sela-sela kembangan ban dibiarkan, lama kelamaan akan menusuk lapisan dasar telapak ban,” katanya.
Jenis tambalan ban juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya pecah ban. Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi mengatakan, tambal ban cacing atau model tusuk memang cukup diminati, salah satunya karena harganya yang terjangkau.
Padahal metode ini hanya dianjurkan untuk sementara saja. Jika dalam jangka waktu lama bisa membahayakan buat pemilik kendaraan itu sendiri.
Baca juga: Perhatikan Ini Saat Berkendara di Jalan Bekas Banjir
“Tambalan model tusuk atau yang seperti cacing sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel," ujarnya.
Sebab, lanjutnya, tambalan ini tidak secara sempurna menutup lubang yang menyebabkan bocor. Kalau dipakai terus menerus efeknya membuat karat pada kawat ban dan berujung pecah ban.
6. Perlakuan keras