Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Berharap, Usulan Insentif Pajak Mobil baru 0 Persen Terganjal

Kompas.com - 30/12/2020, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita terus berupaya agar usulan insentif pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil baru dapat terealisasi guna merangsang daya beli masyarakat di tengah pandemi.

Sampai saat ini, relaksasi pajak tersebut masih terganjal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Maka, belum dapat dipastikan jika usulan terkait bisa terealisasi dalam waktu dekat.

"Memang kita masih belum dapat green light (lampu hijau) dari Kemenkeu, masih dalam proses hitung-hitungan," ujar Agus dalam diskusi virtual, Senin (28/12/2020).

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Kalahkan Sigra, Brio Satya Jadi Mobil Murah Terlaris

Kendati demikian, Agus menyebut usulan itu secara prinsip telah disetujui oleh Presiden RI Joko Widodo (Kemenkeu). Sebelumnya, pihak asosiasi pun menyambut baik.

"Ini wajar saja untuk mereka yang merupakan bendahara negara. Tentu, mereka punya penilaian dan posisi sendiri, sebagai Kemenkeu mereka harus lebih komperhensif," paparnya.

Agus mengatakan, industri otomotif masih tetap tumbuh meski tak ada kebijakan insentif pajak untuk mobil baru. Ia menambahkan, ada perbaikan pada kuartal III-2020 ketimbang kuartal sebelumnya.

Tapi, pertumbuhan itu diakui masih lambat untuk bisa mencapai titik pemulihan seperti masa sebelum pandemi Covid-19. Karenanya, ia memastikan pemerintah bakal menaruh perhatian pada sektor ini.

Baca juga: Ini Deretan Mobil dan Motor Bekas Paling Dicari Tahun 2020

"Ini sektor yang penting, turunan-turunan industrinya sangat penting dan banyak, dan melibatkan IKM yang banyak. Jadi memang ini salah satu industri yang perlu kita proteksi secara serius," pungkas Agus.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menolak usulan pembebasan pajak mobil baru yang disampaikan Kemenperin guna membantu daya beli masyarakat di sektor otomotif selama pandemi Covid-19.

Alasannya, pihak Kemenkeu telah mengeluarkan beragam relaksasi bagi industri agar bisa cepat kembali pulih. Lagipula, pemusatan pemberian insentif di satu sektor bisa menimbulkan kecemburuan dari industri lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau