Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PO SAN Tambah 8 Bus Baru dengan Sasis Tronton Scania

Kompas.com - 23/12/2020, 16:51 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan Otobus (PO) di masa pandemi Covid-19 memang mengalami penurunan pendapatan. Namun hal ini tidak menghentikan PO SAN Putera Sejahtera (PO SAN) untuk merilis delapan bus baru.

Semua bus ini menggunakan sasis Scania K410iB 6x2 triple axle atau biasa disebut tronton. Selain itu, semua armada baru milik PO SAN dilengkapi dengan Air Conditioner Intelligent Air Purification and Disinfaction System, untuk menjaga kualitas udara yang aman dan sehat dalam ruangan bus berpendingin udara.

"Kondisi pandemi ini menjadi tantangan khususnya bagi pengusaha bus, namun kami ingin terus menjaga komitmen memberikan layanan terbaik bagi konsumen setia kami. Salah satunya dengan menghadirkan delapan unit bus terbaru kami yang dilengkapi fitur menjaga kesehatan udara di dalam kabin," kata Direktur Utama PO SAN, Kurnia Lesani Adnan dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (23/12/2020).

Baca juga: Kesempatan Kedua Datsun Lewat Nissan Magnite

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT SAN Putra Sejahtera (@po_san_official)

Kedelapan bus ini dilengkapi teknologi Intelligent Air Purification and Disinfection System 2.0 besutan SONGZ.

Air Purifier ini dapat membersihkan udara dari partikel kecil sampai 2,5 mikron yakni dari polusi udara seperti asap, bau tidak sedap dan membunuh kuman karena dilengkapi 4 teknologi mutakhir seperti Electrostatic dust collection (PM2.5), UV lamp, Ionizer, dan Photocatalyst filter.

Untuk pembuat bodi bus baru PO SAN ini dipercayakan kepada dua karoseri, Laksana di Semarang dan Adiputro di Malang, masing-masing mengerjakan empat bus.

Nantinya bus baru ini melayani trayek Pasir Pangaraian - Pekan Baru - Lintas Timur - Tol Sumatera – Jakarta - Tol Trans Jawa - Solo - Tulungagung - Blitar.

“Selama ini trayek Solo-Pekanbaru dilayani lima unit bus, dengan adanya delapan unit baru, maka lima bus yang sudah ada, akan tetap melayani trayek yang sama namun kami alihkan melalui jalur selatan Jawa," ucap pria yang akrab disapa Sani ini.

Baca juga: Komparasi Motor Listrik Gesits dan United T1800

 

Bus AKAP baru PO SANPO SAN Bus AKAP baru PO SAN

Bus ini menggunakan susunan kursi dua di kanan dan dua di kiri (2-2) dengan total bisa mengangkut 56 penumpang. Untuk harga tiketnya yaitu Rp 550.000 dengan fasilitas charger handphone di setiap bangku.

PO SAN sendiri menginvestasikan Rp 25 miliar untuk delapan unit bus baru ini. Sani optimis ada prospek yang besar pada transportasi darat pascapandemi Covid-19.

"Ekonomi akan terus bergerak maju. Tidak mungkin kita diam saja. Apalagi saat ini, vaksin Covid-19 sudah ditemukan dan akan mulai disebarkan. Tentu kita harus melakukan sesuatu, bersiap akan kebangkitan baru di tahun 2021. Kita tidak mau ketinggalan dan kehilangan momentum kebangkitan ekonomi pasca pandemi," ujar Sani.

 

Bus AKAP baru PO SANPO SAN Bus AKAP baru PO SAN

Kemudian PO SAN juga baru mendapatkan Penghargaan Wahana Adiguna untuk kategori AKAP Non Ekonomi - Perusahaan Besar dari Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan pada 14 Desember 2020.

“Penghargaan ini terkait dengan pelayanan. PO SAN akan terus berinovasi untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, sehingga dapat meningkatkan citra positif dan kecintaan masyarakat untuk menggunakan bus sebagai moda transportasinya,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com