Waspada, Ini Titik Macet di Tol Trans-Jawa Saat Arus Mudik

JAKARTA, KOMPAS.com – Korlantas Polri telah memetakan beberapa lokasi yang diprediksi jadi titik macet di Tol Trans-Jawa saat arus mudik Lebaran 2025. Titik macet ini berupa bottle neck atau penyempitan jalur.

Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri, Brigjen Pol Raden Slamet Santoso, mengatakan, Km 188 merupakan titik penyeimbang jika diberlakukannya rekayasa lalu lintas one way, baik di jalur A maupun jalur B.

Selain itu, Km 188, Cikatama, dan Kalikangkung juga menjadi titik krusial.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Usulkan Penurunan Harga Mobil di Indonesia

Lihat Foto

Daftar tarif Tol Cipali per 30 Oktober 2024.PT Lintas Marga Sedaya atau Astra Tol Cipali mengonfirmasi bahwa tarif tol Cikopo-Palimanan (Cipali) akan mengalami kenaikan mulai 30 Oktober 2024 pukul 00.00 WIB.(JASA MARGA)

“Km 188 ini adalah penyeimbang, penyeimbang antara apabila diberlakukan one way antara jalur A maupun jalur B, maka akan kita seimbangkan di sini. Ini menjadi titik krusial juga di Km 188, kemudian Cikatama, Pejagan, dan Kalikangkung,” ujar Slamet, dilansir dari laman Humas Polri (27/3/2025).

Untuk mengantisipasi terjadinya insiden di jalur-jalur bottle neck, personel sudah disiagakan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di Km 47, Km 70, dan Km 101.

“Kemudian yang kita antisipasi tadi ada beberapa insiden di jalur-jalur yang memiliki bottle neck. Di Km 47, dari enam lajur menjadi empat lajur,” ucap Slamet.

Baca juga: Ini Daftar Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Februari 2025

“Di Km 70, dari empat lajur menjadi tiga lajur. Kemudian di Km 101, dari tiga lajur menjadi dua lajur. Tadi anggota sudah siap semua untuk menangani apabila terjadi kepadatan arus lalu lintas,” kata dia.

Pada H-4 Lebaran atau Rabu (26/3/2025), Korlantas mencatat pergerakan kendaraan menuju ke arah timur mencapai 5.000-6.000 kendaraan.

“Itu yang ke arah timur hampir mencapai sekitar 5.000 sampai dengan 6.000 kendaraan dari empat gabungan gate tol, namun pada jam 9 terjadi penurunan,” kata Slamet.

“Ini perlu kita antisipasi, kemungkinan setelah sholat taraweh nanti malam akan ada pergerakan lagi. Harapannya, kami sudah mengantisipasi di Km 188 ini,” ujarnya.