Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Nol Persen Lebih Berfaedah bagi Kendaraan Niaga

Kompas.com - 26/09/2020, 15:10 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendapat soal relaksasi pajak nol persen sebaiknya diberikan untuk kendaraan niaga, ternyata tak hanya disuarakan oleh pengamat transportasi, tetapi juga datang dari pengamat otomotif.

Menurut Bebin Djuana, ada baiknya pemerintah memberikan stimulus pajak berupa nol persen atau diskon lainnya ke sektor niaga, baik yang bergerak di bidang transportasi umum maupun logistik.

Hal tersebut akan lebih tepat sasaran karena memiliki manfaat yang cukup besar bagi semua segmen lapisan masyarakat. Selain itu, tingkat kedaruratan masyarakat untuk membeli mobil saat ekonomi sedang sulit juga patut dipertimbangkan.

Baca juga: Bila Pajak Mobil Baru Nol Persen, Apa Kabar Pasar Mobkas?

"Kalau menyasar ke kendaraan niaga, saya pikir lebih tepat dengan beragam faktor pertimbangan. Selain itu, secara manfaatnya kan juga lebih besar dan bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat, itu jelas sekali," ucap Bebin kepada Kompas.com, Jumat (26/9/2020).

PT Mobil Anak Bangsa (MAB) resmi melakukan serah terima perdana bus listriknya kepada PT Paiton Energy.KOMPAS.com/Stanly PT Mobil Anak Bangsa (MAB) resmi melakukan serah terima perdana bus listriknya kepada PT Paiton Energy.

Contoh, untuk sektor komersial yang bergerak di bidang logistik. Menurut Bebin, saat diberikan relaksasi berupa potongan pajak walau tidak sampai nol persen, maka akan berpengaruh ke biaya logistik yang menurun.

Kondisi mahalnya ongkos logistik, secara faktor tak hanya dari segi kendaraan, tetapi juga perpajakan biaya pembangunan dari kendaraannya yang juga cukup tinggi. Karena itu, ongkos angkut pun menjadi mahal yang membuat harga barang yang akan dijual pun semakin tinggi.

Namun, bila soal pajak-pajak tersebut bisa diringankan oleh pemerintah, maka yang terjadi bisa sebaliknya. Pemerintah bahkan bisa melakukan intervensi ke pengusaha logistik untuk menurunkan biaya lantaran perpajakannya sudah dipangkas.

"Efek dari itu semua hasil akhirnya ke masyarakat, jadi roda bisnis tetap berjalan, masyarakat juga menikmati, bahkan seluruh lapisan masyarakat," kata Bebin.

Baca juga: Realisasi Stimulus Pajak Mobil Baru Nol Persen Masih Tanda Tanya

DFSK Super CabFoto: DFSK DFSK Super Cab

Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) beberapa waktu lalu sudah menggaungkan adanya relaksasi pajak kendaraan bermotor (PKB) nol persen. Hal tersebut bertujuan untuk mendongkrak penjualan mobil baru.

Namun, seiring waktu usulan tersebut justru kontraproduktif lantaran tak ada keputusan apa-apa hingga saat ini. Sementara yang terjadi, banyak masyarakat menunda pembelian yang membuat agen pemegang merek (APM) akhirnya merana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau