Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stimulus Pajak Nol Persen Lebih Tepat untuk Kendaraan Niaga

Kompas.com - 25/09/2020, 08:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski belum ada keputusan, namun wacana stimulus memangkas pajak kendaraan bermotor (PKB) mobil baru menjadi nol persen oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terus menjadi sorotan.

Bahkan, beberapa agen pemegang merek (APM) sudah berharap ada kepastian yang cepat dari soal stimulus apa yang akan diberikan. Lantaran hal tersebut sangat penting guna merencanakan strategi dalam mendongkrak penjualan.

Namun, Djoko Setijowarno, Pengamat transportasi dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), menilai, pemberian situmulus nol persen kurang tepat bila khusus untuk mobil pribadi atau kendaraan penumpang (passanger car).

Baca juga: Rencana Pajak Mobil Baru Nol Persen, Harga Avanza dkk Jadi Rp 100 Jutaan

"Bila tujuannya untuk mobil pribadi, menurut saya tidak efektif. Harus lihat dulu kondisinya, harga lebih murah mungkin bisa merangsang, tapi masalahnya bagaimana kemampuan masyarakat untuk membelinya," ucap Djoko kepada Kompas.com, Kamis (24/9/2020).

Menurut Djoko, kondisi ekonomi dari masyarakat sampai saat ini masih lesu. Secara keuangan atau finansial, fokus utama di tengah pandemi Covid-19 seperti ini akan lebih ke sektor kesehatan atau pun kebutuhan pokok lainnya.

Sementara membeli mobil baru yang bukan menjadi kebutuhan utama, akan dijadikan pilihan kesekian meskipun ada gimik stimulus sampai diskon, yang membuat harga mobil menjadi turun signifikan.

"Meski ada yang beli, tapi tidak akan seberapa. Sekarang ini, kondisi finansial masyarakat secara rata-rata ibaratnya pas-pasan, jadi pasti kemampuan membeli pun turun karena fokus kebutuhannya sudah beda," kata Djoko.

Baca juga: Mitsubishi Berharap Wacana Relaksasi Bisa Cepat Terealisasi

Pertimbangan lain, meski harga mobil turun drastis dengan relaksasi, tapi secara nominal masih puluhan dan ratusan juta, belum lagi dengan biaya ke depan yang harus ditanggung, seperti pajak tahunan, perawatan berkala, dan sebaginya.

Menurut Djoko, stimulus akan lebih efektif bila diberikan untuk sektor kendaraan niaga. Baik bagi pengusaha logistik, angkutan umum, sampai ke sektor pariwisata yang memang orientasi sebagai usaha dan ekonomi.

"Sulit memang kondisinya, satu sisi pemerintah ingin membantu industri otomotif, tapi kalau dilihat kemampuan membeli masyarakat masih minim karena memang faktor utamanya itu ke finansial," ucap Djoko.

Baca juga: Respons Suzuki dan Toyota Soal Relaksasi Pajak Nol Persen Mobil Baru

"Kalau dialihkan ke niaga, justu lebih tepat, karena bisa membantu meringankan pengusaha untuk menambah armada angkutan umum, bus pariwisata, apa lagi logistik yang memang sampai saat ini masih berjalan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

400 Pelat Besi Kolong Tol Dekat JIS Ludes Dicuri Maling

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Dukung Sepak Bola Perempuan ASEAN, MSIG Jadi Title Partner Pertama Piala AFF Wanita

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Otomotif

Kena ETLE Lebih dari Sekali, Bayarnya Satu Kali atau Berkali-kali?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Eks Karyawan Diana Ungkap Gaji Dipotong Rp 10.000 jika Shalat Jumat, padahal Upah Per Hari Rp 80.000

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Tafsir Hukum Mahfud MD di Tengah Riuh Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi...

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Telepon Cak Imin, Prabowo Minta Menteri-menterinya Rapatkan Barisan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Global

BREAKING NEWS: Paus Fransiskus Meninggal Dunia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Semata Wayang R.A. Kartini yang Terlupakan Sejarah

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Brandon Salim Menikah dengan Dhika Himawan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Minta Bantuan Hotman Paris Usai Cerai dari Baim Wong, Paula Verhoeven: Saya Terpukul, Dipermalukan Satu Indonesia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Ketika Keluarga Hotma Sitompul Ungkap Wasiat dan Tanggapi Kedatangan Desiree Tarigan...

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Dulu Heran Lihat Titiek Puspa Mandi Air Mineral, Inul Daratista: Tapi Hasil Akhirnya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Detik-detik Pengaman Lepas Saat Wahana 360° Pendulum Jatim Park 1 Berputar, Korban Terempas dari Ketinggian

api-1 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saat Vatikan Ingin Angkat Kisah Terowongan Silaturahmi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau