JAKARTA, KOMPAS.com - Membawa bensin dalam jeriken masih dilakukan sebagian orang. Sayangnya, banyak yang kurang memahami bahaya yang dapat ditimbulkan dari tindakan tersebut.
Belum lama ini, terjadi insiden motor terbakar di daerah Bogor, seperti yang diunggah oleh akun Instagram @warung_jurnalis.
Baca juga: Mobil Terbakar di SPBU, Ingat Bahaya Main Ponsel Saat Isi Bensin
Disebutkan bahwa motor terbakar karena tumpahan bensin yang dibawa dalam jeriken mengenai busi. Motor pun seketika langsung terbakar.
View this post on InstagramA post shared by Warung Jurnalis (@warung_jurnalis) on Sep 20, 2020 at 10:02pm PDT
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, mengatakan, bahan bakar memiliki senyawa khusus yang dapat merusak wadah berbahan plastik.
“Kandungan polimer dari wadah plastik bisa rusak dan larut jika bertemu dengan bensin,” ujar Yus, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Yus menambahkan, plastik lama-kelamaan bisa menipis dan bocor. Maka itu, jeriken dari bahan plastik kurang direkomendasikan untuk dibawa dalam mobil. Menurut Yus, paling aman adalah memakai jeriken dari bahan pelat baja.
Jeriken seperti ini biasa digunakan mobil off-road yang hendak eskpedisi ke dalam hutan.
Untuk diketahui, jeriken yang diperbolehkan membawa bensin dalam standar internasional harus memenuhi sertifikasi ANSI/ASTM F85208.
Hal ini mencakup kekuatan material, internal hydrostatic pressure, ketahanan terhadap usia pemakaian yang berulang-ulang, antikarat, tahan panas, hingga dibedakan berdasarkan warna sesuai jenis BBM yang diisikan.
“Pastikan saat membawa jeriken untuk BBM, selalu lengkapi dengan nozzle untuk mempermudah pengisian ke dalam tangki. Jeriken yang bagus juga dilengkapi pengaman di tutupnya, sehingga saat terbuka BBM tidak langsung menetes,” kata Yus.
Baca juga: Motor Terbakar Usai Isi Bensin Ini Penjelasannya
Sales Branch Manager PT Pertamina Tbk Arif Wahyu Perdana, mengatakan, jeriken bahan plastik berbahaya karena tidak mampu menghantarkan listrik, berbeda dengan bahan logam. Padahal, ketika nozel pertama kali mengisi volume, berpotensi adanya listrik statis.
"Jadi, hindari pakai jeriken plastik karena tak mampu menghantarkan listrik. Sekalipun menggunakan yang berbahan logam, itu pengisiannya harus ditaruh di bawah, karena tanah itu penghantar listrik statisnya lebih sempurna, jadi api tidak akan muncul," ujar Arif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.