Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek jika Sering Mencampur BBM dengan Kandungan Oktan Berbeda

Kompas.com - 04/09/2020, 12:41 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencampur bahan bakar minyak (BBM) kendaraan bermotor dengan jenis yang berbeda kerap dilakukan oleh pemilik kendaraan.

Padahal, nilai oktan setiap jenis bensin yang dijual di SPBU tidaklah sama dan belum tentu sesuai dengan rasio kompresi mesin kendaraan.

Meski begitu, tidak sedikit pemilik kendaraan yang percaya bahwa dengan mencampur berbagai jenis bensin di dalam tangki akan membuat pembakaran lebih baik.

Lalu, adakah efek yang akan ditimbulkan jika kendaraan sering menggunakan bensin dengan Research Octane Number (RON) berbeda?

Paimin, Kepala SPBU Pertamina MT Haryono, mengatakan, sebenarnya mencampur berbagai jenis bensin dengan oktan yang berbeda sah-sah saja.

Baca juga: Bisakah Membayar Pajak Kendaraan Sebelum Jatuh Tempo?

Hanya saja, langkah tersebut tidak akan berpengaruh terhadap performa mesin atau menjadikan pembakaran lebih baik.

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

“Misalkan, pemilik mobil biasanya menggunakan bensin Premium, kemudian setiap 6 bulan sekali isi Pertamax Turbo, hal itu diperbolehkan. Namun, tidak ada efek pengaruh ke performa kendaraan,” kata Paimin kepada Kompas.com belum lama ini.

Paimin mengatakan, mencampurkan Premium, Pertamax sampai Pertamax Turbo sangat bisa dilakukan mengingat sama-sama golongan bensin dan memiliki zat yang sama.

Meski begitu, hal tersebut sebetulnya tidak direkomendasikan. Hal ini karena setiap bensin mempunyai karakteristik yang berbeda.

Baca juga: Saat Bayar Pajak STNK Asli Hilang, Bisa Pakai Foto Copy?

“Masing-masing bensin memiliki karakteristik sulfur yang berbeda, muatannya pun juga berbeda,” ujarnya.

Paimin menambahkan, jika awalnya kendaraan sudah menggunakan bensin jenis Premium, kemudian dicampur dengan BBM oktan tinggi seperti Pertamax Turbo, maka hal tersebut tidak akan memperbaiki performa mesin.

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

Sebaliknya, kebiasaan mencampurkan jenis bensin dengan oktan yang berbeda justru bisa menurunkan kualitas bahan bakar.

“Sebaiknya pemilik mobil memilih BBM berdasarkan rasio kompresi kendaraan, jika memilih BBM yang lebih tinggi rasionya dari kendaraan yang dimiliki, bisa jadi tidak akan terbakar sempurna. Otomatis akan ada sisa residu,” tuturnya.

Baca juga: SIM Bisa Gantikan KTP Saat Bayar Pajak Kendaraan, Ini Syaratnya

Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi juga menyarankan agar pemilik kendaraan setia pada satu jenis bahan bakar saja.

Tentunya, bensin yang dipilih harus sesuai dengan rasio kompresi kendaraan atau yang direkomendasikan oleh pabrikan.

“Dengan menggunakan bahan bakar yang sesuai maka bisa menjaga kondisi mesin. Sebaliknya, jika tidak sesuai bisa menimbulkan kerak karena pembakaran tidak sempurna, “ ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau