Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kencan dengan Skuter Gambot 4 Roda Qooder, Mudah Jatuh Hati

Kompas.com - 25/06/2020, 09:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi satu-satunya skuter di pasar dengan 4 roda menciptakan  kesan kalau mengendarai Qooder bakal merepotkan. Nyatanya, motor seharga Rp 357 juta ini mudah bikin jatuh hati.

Sebelum membawa Qooder, Kompas.com mendapat sedikit pengetahuan dasar dari Yudit, Marketing Manager Qooder. Dia bilang, pertama kali mencoba pasti perlu adaptasi tapi dijamin tidak bakal lama.

"Makanya saya selalu kasih coba orang biar mereka rasakan naik motor ini gimana. Kita bisa saja bilang banyak hal, tapi kalau orang belum rasain pasti beda, minimal coba," kata Yudit belum lama ini.

Qooder KOMPAS.com/Gilang Qooder

Pesan Yudit ialah membiasakan diri dengan cara gerak motor. Pemula harus main badan untuk belok agar motor lebih nurut. Kemudian membiasakan feeling membawa motor besar di jalan raya serta stop and go.

Baca juga: Telisik Fitur Qooder, Skuter 4 Roda pertama di Indonesia

Pertama naik motor ini memang terasa naik motor gede. Besar. Tapi setelah dicoba beberapa saat, saya sadar ruang kaki rupanya tidak begitu lega. Kaki tidak bisa selonjoran seperti Yamaha Nmax atau Honda PCX150.

Posisi bokong, tangan dan kaki cukup nyaman, sangat nyaman malah. Jok lebar, setang tinggi dan cukup dekat dengan tubuh. Tapi ruang kaki terbatas sebab deknya tergerus buat ruang ban depan.

Qooder KOMPAS.com/Gilang Qooder

Bisa demikian karena Qooder punya dua ban depan. Untuk motor dua roda yang ban depannya terletak di tengah pabrikan bisa membuat desain dek yang lebih menjorok di kiri-kanannya, sedangkan Qooder tidak.

Pertama mencoba Qooder Kompas.com langsung membawanya ke jalan raya. Hal pertama yang terlintas ialah feeling motor ini emang berbeda dengan motor lain. Karena besar kita tidak mudah untuk selap-selip.

Wajar sebab motor ini punya panjang total 2,2 meter, lebar 840 mm dan tinggi 1.360 mm. Jarak sumbu roda 1.580 mm dan tinggi jok 780 mm.

Secara pribadi Qooder membuat cara berkendara jadi lebih bijak. Di sekitaran Fatmawati, Jakarta Selatan yang mulai padat, Kompas.com pasrah berada di belakang mobil. Kalau mau mencari celah di jalur motor pun harus lihat-lihat.

Qooder KOMPAS.com/Gilang Qooder

Mengapa demikian, buat pengendara motor pasti tahu jalur kiri ialah habitatnya motor. Membawa Qooder kita mesti memperhitungkan lebar jalan. Jangan memaksa dan malah "stuck" membuat macet pengendara lain.

Saat kondisi lumayan lenggang pun menyalip mobil jadi lebih berhati-hati. Bukan hanya karena masih membiasakan main bodi, tapi jangan sampai saat pindah jalur ada motor dari belakang yang kaget.

Usai perkenalan pertama tersebut, Kompas.com beralih mencoba merasakan stop and go. Rute yang dipilih ialah ke arah Ciputat, Tangerang Selatan, via Lebak Bulus, jam 20.00 WIB. Jam sibuk.

Lepas dari fly over Lebak Bulus menuju ke arah Sandratek, di sini Kompas.com mulai merasakan tantangan. Buat pemula rupanya butuh waktu membiasakan rem agar motor bisa tetap stabil saat stop and go.

Qooder KOMPAS.com/Gilang Qooder

Baca juga: Qooder, Skuter Bongsor 4 Roda yang Manis Tapi Kekar

Hari berganti saatnya mulai kencan sungguhan dengan Qooder. Meski bobotnya berat yaitu 281 kg jika tangki terisi penuh, jangan khawatir motor terasa berat. Sebab motor terasa biasa saja.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau