JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pandemi corona (Covid-19) melanda, hampir semua anggota masyarakat di dunia benar-benar memperhatikan masalah kebersihan. Salah satunya, menjaga tangan tetap bersih dengan menggunakan cairan hand sanitizer.
Berkenaan dengan gaya hidup yang berubah, Assistant Director for Smart Service Dubai Civil Defence Brigadier Rashid Al Felasi memberikan imbauan agar tak meninggalkan cairan hand sanitizer di dalam kabin mobil.
Pasalnya, kandungan alkohol pada cairan pembersih tangan tersebut berpotensi terbakar. Apalagi, bila mobil parkir di tempat yang panas atau langsung terpapar dengan sinar matahari dalam waktu yang panas.
Baca juga: Bolehkah Mencampur Bensin yang Berbeda Oktan?
"Semua sanitizer yang mengandung alkohol, kami peringatkan untuk tak ditinggalkan di area yang terkena matahari langsung, atau di dalam mobil, karena bisa memicu kebakaran," ucap Rashid, dilansir dari Gulfnews.com, beberapa waktu lalu.
Ketika mengonfirmasikan soal potensi hand sanitizer bisa membuat mobil terbakar, Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, mengatakan, hal tersebut bisa saja terjadi bila memang panasnya cukup tinggi.
"Memang bisa saja terjadi, tapi tergantung dari seberapa panas suhu dari sinar matahari tersebut. Setiap negara berbeda, mungkin di sana (Dubai) cukup tinggi sehingga ada potensi tersebut, tapi kalau di Indonesia tidak juga," kata Suparna kepada Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).
Baca juga: Hindari Aksi Nekat Begal, Begini Cara Aman Berhenti di Pinggir Jalan
Menurut Suparna, terbakarnya cairan hand sanitizer di dalam mobil kasusnya 11-12 dengan bensin. Artinya, bisa terjadi karena ada tiga unsur, yakni panas, udara, dan bahan bakar yang mana dalam kasus ini digantikan dengan kandungan alkohol tadi.
Namun, Suparna mengklaim bahwa panasnya matahari di Indonesia tidak setinggi di Dubai. Selain itu, biasanya orang memarkirkan mobil di tempat yang panas tidak dalam waktu yang lama.
"Meski mengandung alkohol, tapi umumnya tidak sampai 100 persen juga, sehingga potensi terbakarnya kecil. Selain itu, bila memang terpaksa parkir di tempat panas, sebaiknya biasakan kaca mobil dibuka sedikit saja agar ada sirkulasi udara," ujar Suparna.
"Logikanya mobil di jemur seharian saja, dengan kondisi bahan bakar yang terisi penuh masih aman. Jadi secara garis besar mungkin potensi terbakar itu ada, tapi akan ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti panas yang ekstrem dan lain sebagainya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.