JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan dan work from home (WF), boleh dibilang hampir pemilik mobil kini sudah mulai jarang menggunakan kendaraannya untuk beraktivitas.
Alhasil, mobil pun lebih banyak berdiam di dalam garasi. Tapi jangan beranggapan bila mobil jarang dipakai lebih minim perawatan, justru sebaliknya.
Salah satu dampak buruk mobil yang terlalu lama parkir tanpa dijalankan sedikit pun bisa membuat ban terserang virus flat spot.
Baca juga: Tertunda Corona, Ini Perkembangan Kabar Toyota Fortuner Facelift
Jenis penyakit ini dikarenakan ban harus menahan beban dari kendaraan dalam posisi yang sama dan dalam kurun waktu yang lama.
"Biasanya kerusakan ban pada mobil yang jarang digunakan adalah flat spot. Dalam kondisi ini, permukaan ban menjadi rata, karetnya pun juga mengeras terutama pada bagian bawah yang menempel ke tanah atau ubin, karena otomatis menjadi tumpuan dari bobot kendaran," ujar PG-On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, kepada Kompas.com, Rabu (29/4/2020).
Zulpata menjelaskan, kondisi flat spot bisa menyerang ban bila mobil tak bergerak dalam kurun waktu yang lama, yakni dua sampai empat minggu. Untuk menghindarinya pemilik harus pintar-pintar melakukan perawatan.
Paling utama yang bisa dilakukan adalah dengan sering menggerakkan mobil, baik maju atau pun mundur. Kondisi ini bisa dilakukan ketika sedang memanaskan mobil.
Baca juga: Menepis Keraguan Pemakaian Semir Ban
"Jadi saat panaskan mobil itu jangan diam saja, kalau garasinya minim, coba gerakan maju-mundur, attau bila ingin lebih maksimal lagi pergerakannya bisa dengan coba ganti posisi parkir," kata Zulpata.
Menurut Zulpata, bila ban sudah terserang virus flat spot, maka ketika mobil digunakan akan ada gejala seperti limbung akibat permukaan roda yang berputar tidak rata saat menyentuh aspal. Kondisi tersebut bukan hanya mengurangi kenyamanan, namun juga berisiko.
Baca juga: Empat Livery Nostalgia Suzuki Jimny
Ilustrasi cek tekanan udara pada ban
Selain memanaskan mobil dengan bergerak, hal lain yang bisa dilakukan pemilik mobil adalah dengan menambah udara ban sedikit di atas batas yang dianjurkan pabrikan mobil.
"Udara ditambah juga efektif menunda penyusutan. Misalnya mobil A dari pabrikan standar tekanan udaranya 38 psi, naikan saja jadi 40 psi. Ini masih aman," kata Zulpata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.