Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parkir Terlalu Lama, Ban Mobil Rawan Kena Virus Flat Spot

Kompas.com - 30/04/2020, 10:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan dan work from home (WF), boleh dibilang hampir pemilik mobil kini sudah mulai jarang menggunakan kendaraannya untuk beraktivitas.

Alhasil, mobil pun lebih banyak berdiam di dalam garasi. Tapi jangan beranggapan bila mobil jarang dipakai lebih minim perawatan, justru sebaliknya.

Salah satu dampak buruk mobil yang terlalu lama parkir tanpa dijalankan sedikit pun bisa membuat ban terserang virus flat spot.

Baca juga: Tertunda Corona, Ini Perkembangan Kabar Toyota Fortuner Facelift

Jenis penyakit ini dikarenakan ban harus menahan beban dari kendaraan dalam posisi yang sama dan dalam kurun waktu yang lama.

"Biasanya kerusakan ban pada mobil yang jarang digunakan adalah flat spot. Dalam kondisi ini, permukaan ban menjadi rata, karetnya pun juga mengeras terutama pada bagian bawah yang menempel ke tanah atau ubin, karena otomatis menjadi tumpuan dari bobot kendaran," ujar PG-On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, kepada Kompas.com, Rabu (29/4/2020).

Zulpata menjelaskan, kondisi flat spot bisa menyerang ban bila mobil tak bergerak dalam kurun waktu yang lama, yakni dua sampai empat minggu. Untuk menghindarinya pemilik harus pintar-pintar melakukan perawatan.

Paling utama yang bisa dilakukan adalah dengan sering menggerakkan mobil, baik maju atau pun mundur. Kondisi ini bisa dilakukan ketika sedang memanaskan mobil.

Baca juga: Menepis Keraguan Pemakaian Semir Ban

"Jadi saat panaskan mobil itu jangan diam saja, kalau garasinya minim, coba gerakan maju-mundur, attau bila ingin lebih maksimal lagi pergerakannya bisa dengan coba ganti posisi parkir," kata Zulpata.

Menurut Zulpata, bila ban sudah terserang virus flat spot, maka ketika mobil digunakan akan ada gejala seperti limbung akibat permukaan roda yang berputar tidak rata saat menyentuh aspal. Kondisi tersebut bukan hanya mengurangi kenyamanan, namun juga berisiko.

Baca juga: Empat Livery Nostalgia Suzuki Jimny

Selain memanaskan mobil dengan bergerak, hal lain yang bisa dilakukan pemilik mobil adalah dengan menambah udara ban sedikit di atas batas yang dianjurkan pabrikan mobil.

"Udara ditambah juga efektif menunda penyusutan. Misalnya mobil A dari pabrikan standar tekanan udaranya 38 psi, naikan saja jadi 40 psi. Ini masih aman," kata Zulpata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jelang Laga Kontra Bahrain Kluivert Coret 5 Pemain Timnas, Siapa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau