Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan Yaris Tertusuk Tiang Beton, Penting Jaga Jarak Aman Mengemudi

Kompas.com - 06/12/2019, 18:04 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu tiang beton listrik terlepas dari truk pengangkut dan menancap di mobil yang berada di belakangnya. Beton itu menembus kaca depan mobil tepat di depan kursi penumpang, hingga tembus ke bagian belakang.

Kecelakaan nahas itu dilaporkan terjadi di Jalan Raya Nasional Probolinggo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019) sore. Pengemudi Toyota Yaris tersebut meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit terdekat.

Atas kejadian tersebut, Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan para pengemudi terkait pentingnya menjaga jarak aman berkendara. Terlebih, jika dekat dengan kendaraan berat.

Baca juga: Pahami Bahaya Pecah Ban dan Kelelahan saat Berkendara

Satu beton listrik terlepas dari truk pengangkut dan menancap di mobil kecil yang berada di belakangnya di Jalan Raya Nasional Probolinggo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019). Satu beton listrik terlepas dari truk pengangkut dan menancap di mobil kecil yang berada di belakangnya di Jalan Raya Nasional Probolinggo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019).

"Penting untuk selalu menjaga jarak aman berkendara supaya pengemudi memiliki kesempatan bereaksi ketika mobil di depan melakukan pengereman mendadak atau hal sejenisnya dan menambah jarak pandang (blind spot). Jangan tidak ada ruang, apalagi di depannya itu kendaraan berat yang membawa barang," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Menurut dia, pengemudi Indonesia selalu memaksakan sesuatu ketika berkendara. Jika ada ruang tersisa sedikit saja, langsung dimasuki kendaraan lain.

"Pada akhirnya, tidak ada ruang lagi yang tersisa karena jarak aman kita malah dimasuki kendaraan lain. Ini salah, sangat membahayakan," kata Jusri.

Ilustrasi kecelakaan mobil terbalik.SHUTTERSTOCK Ilustrasi kecelakaan mobil terbalik.

"Perilaku tersebut harus segera diubah, cari referensi dan kenali bahaya saat berkenda, supaya menjadi kebiasaan," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menyatakan sebaiknya pada kondisi seperti itu, mobil menepi lebih dahulu saja.

"Biarkan kendaraan berat tersebut lewat. Jika sudah dirasa aman, baru jalan lagi. Jangan memaksakan diri dan percaya atas kemampuan menemudi saja. Ingat, risiko bisa terjadi kapan saja di jalanan," katanya.

Baca juga: Tiga Hal Teknis Penyebab Maraknya Kecelakaan Truk

Ilustrasi kecelakaan bus di jalan bebas hambatan. Sumber: Shutterstock Ilustrasi kecelakaan bus di jalan bebas hambatan. Sumber: Shutterstock

Kronologi Kecelakaan

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Lumajang, AKP I Gede Putu Atma Giri menuturkan bahwa kejadian ini terjadi di depan pasar buah Waten Wetan, Kecamatan Ranuyoso, Lumajang, Jawa Timur.

Truk pengangkut yang melaju dari arah Probolinggo menuju Lumajang mengalami pecah ban di bagian kanan depan. Akibatnya, pengemudi jadi kehilangan kendali karena tunggangannya jadi tidak seimbang.

"Truk oleng ke kanan dan menabrak kendaraan berat lain dari arah berlawanan," katanya.

Akibat benturan itu, rantai pengikat beton tiang listrik terlepas. Salah satunya mundur hingga menembus mobil Yaris yang tepat berada di belakang.

Pengemudi Yaris putih bernomor polisi N 1577 KM, M Mamnun (44), tidak sempat mengambil tindakan karena jaraknya begitu dekat.

"Tiga kendaraan bersangkutan sudah kami amankan. Tidak ada kemacetan yang berlarut karena segera dilakukan evakuasi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com