Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Aturan Mainnya, Jangan Asal Ganti Ukuran Gir Belakang Motor

SEMARANG, KOMPAS.com - Meski populasi sepeda motor matik alias skutik cukup banyak, namun penjualan di segmen sport dan bebek masih terus berjalan.

Kedua motor yang masih konvensional tersebut menggunakan rantai dan gir sebagai sistem penggerak. Kedua berfungsi menyalurkan tenaga mesin dari transmisi ke bagian roda belakang. 

Salah satu dari rangkaian tersebut adalah gir yang ada di depan dan belakang. Keduanya memiliki ukuran yang berbeda.

Tiap motor juga memiliki ukuran gir berbeda, tergantung dari jenisnya. Namun saat akan melakukan pergantian, baiknya membeli sesuai standar pabrikan. 

Kepala Bengkel Yamaha Mataram Sakti Pedurungan Semarang Hendro Mahardika mengatakan, sebagian pemilik motor mengubah ukuran gir belakang dengan harapan mendapat tenaga lebih ringan. Alasannya, rasio perhitungan gir standar bawaan motor dianggap terlalu kecil. 

"Mengubah ukuran gir standar menggunakan aftermarket dengan rasio lebih besar bertujuan mendapatkan torsi puncak lebih cepat. Cocok sekali untuk medan tanjakan curam, gir lebih besar dari putaran rpm mesin bawah sudah bertenaga," ucap Hendro, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Meski demikian, ada konsekuensi mengubah ukuran gir belakang jadi besar, artinya mengabaikan tenaga akselerasi mesin. Lantaran, tenaga mesin akan habis akibat rasio gigi yang lebih pendek. 

Tak jauh berbeda, pergantian ukuran gir belakang di bawah rasio standar dianggap mampu mendongkrak tenaga mesin. Akselerasi mesin bisa naik, namun sayangnya harus mengorbankan torsi mesin saat menanjak. 

"Ukuran gir kecil, kecepatan maksimal bisa diraih cukup mudah. Hanya saja kelemahannya berat bila di jalan tanjakan," katanya. 

Menurut Hendro, untuk pergantian gir belakang ada rumus perhitungan yang harus diperhatikan.

Gir depan dan belakang ketika dihitung hasil akhir yang didapat harus seimbang. Sebagai contoh, gir belakang berukuran 35, sedangkan depan 15, maka rasio yang didapat diambil dari 35/15, yakni memperoleh angka 2,53. 

Dari hasil tersebut, nantinya proporsi antara gir belakang dengan torsi yang dihasilkan mesin bisa seimbang. 

"Kalau ganti asal ganti takutnya tenaga dan torsi terlalu timpang. Risikonya, nafas mesin jadi pendek tidak sesuai harapan," ujar Hendro. 

https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/15/110200815/ada-aturan-mainnya-jangan-asal-ganti-ukuran-gir-belakang-motor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke