JAKARTA, KOMPAS.com - Saat pergi ke suatu pusat perbelanjaan atau mal, terkadang pengguna roda dua disulitkan karena tidak adanya lokasi parkir di mal tersebut. Situasi ini menuai tanggapan bahkan protes dari beberapa komunitas yang lebih banyak menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan sehari-hari.
Arbi Darmawan, anggota Honda MegaPro Club (HMPC) Jakarta, mengatakan, pernah menemukan beberapa mal yang tidak menyediakan parkiran motor. Menurutnya, seharusnya pihak pengelola menyediakannya karena bukan hanya pengunjung, tapi juga karyawan ada yang menggunakan motor.
"Seharusnya, pemerintah bertindak tegas terhadap mal-mal yang tidak menyediakan parkiran untuk motor. Sebab, dengan tidak tersedianya parkiran motor malah membuat parkir liar merajalela," ujar Arbi, ketika dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Arbi menambahkan, parkir liar ini tentu menyalahgunakan fungsi fasilitas umum, seperti trotoar yang dikhususkan untuk pejalan kaki atau jalanan yang tadinya dua jalur juga menjadi sempit.
Komentar serupa juga dirasakan oleh Ismet Humaedi, anggota Journalis Max Community (JMC). Menurutnya, pihak mal mau tidak mau harus menyediakan parkiran motor yang layak bagi pengunjung. Sejumlah mal ada yang menyediakan tempat parkir motor, tapi jauh dari mal itu sendiri.
Kalau sampai pengunjung memarkirkan motornya di pinggir jalan atau di tempat yg bukan semestinya, keamanan juga belum tentu terjamin. Belum lagi kalau tempat parkir umum tersebut malah jadi salah satu penyebab kemacetan di sekitar mal," kata Ismet.
Ismet menambahkan, hal tersebut harusnya sudah menjadi tanggung jawab sosial pihak pengelola mal. Selain mal, menurutnya beberapa gedung perkantoran juga ada yang tidak menyediakan lahan parkir khusus motor.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/09/065200615/diskriminasi-motor-di-mal-malah-picu-parkir-liar