JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) berhasil melampaui target pelaksanaan program kebijakan BBM Satu Harga dengan waktu tiga bulan lebih cepat dari yang direncanakan. Per 1 Oktober 2019, BBM Satu Harga sudah tersedia di 161 titik di Indonesia.
"Kami mampu mempercepat penyelesaian target pembangunan BBM Satu Harga tahun 2019, dan seluruhnya telah beroperasi penuh," kata VP Corporate Communication Fajriyah Usman dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Maka, dalam waktu 3 tahun (2017-2019), sesuai target, Pertamina bisa membangun 160 lembaga penyalur BBM Satu Harga di seluruh wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) yang bersebar di 161 titik.
Rinciannya yaitu, 54 titik pada 2017, 70 titik pada 2018, dan 37 titik pada 2019. Persebarannya sendiri ada di Papua (33 titik), Maluku (17 titik), Nusa Tenggara (25 titik), Sulawesi (18 titik), Kalimantan (35 titik), Sumatera (28 titik) dan Jawa – Bali (5 titik).
Sesuai mandat pemerintah, kini harga BBM di beberapa pelosok sama dengan wilayah lain yakni Rp 6.450 per liter untuk premium dan Rp 5.150 untuk solar per liter.
Kehadiran BBM Satu Harga ini, menurut Fajriyah, telah menurunkan harga BBM di pengecer yang sebelumnya mematok harga berkisar Rp 7.000 hingga Rp 100.000 per liter.
Selain itu, dengan adanya BBM Satu Harga ini juga bisa mendorong aktivitas ekonomi di wilayah 3T, menurunkan harga barang terutama produk lokal, dan menurunkan biaya transportasi.
"Tantangannya tidak sedikit, tapi pekerja kami pantang surut. Bahkan menjadi motivasi untuk secara total melayani saudara-saudara kami yang berada di ujung negeri,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/04/174200615/bbm-satu-harga-sudah-tersebar-ke-161-titik