Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Ketahanan Kualitas Oli Sulit Ditetapkan

Kompas.com - 13/05/2016, 11:32 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Klaim ketahanan oli mesin di beberapa merek pelumas untuk kendaraan bermotor, mayoritas dites pada kondisi di dalam laboratorium. Sementara, untuk di dunia nyata, banyak faktor yang mempengaruhi berapa lama oli bisa dikatakan awet.

Shofwatuzzaki, Shell Lubricant Technical Advisor Indonesia mengatakan, berapa kilometer atau berapa lama ketahanan oli dalam mesin, yang menentukan adalah produsen kendaraan tersebut. Karena tentu harus disesuaikan dengan kondisi mesin yang mereka buat.

“Maka dari itu kami selalu sarankan untuk ikuti rekomendasi si pembuat motornya. Selai itu juga ada beberapa faktor eksternal (di luar mesin), yang bisa menentukan jangka waktu penggantian oli mesin,” ujar pria yang akrab disapa Zaki kepada KompasOtomotif, Rabu (12/5/2016).

Zaki melanjutkan, faktor eksternal di antaranya perbedaan merek, jenis mesin, kemudian kondisi jalan, beban kendaraan dan cara berkendara, yang bisa membuat umur oli di dalam mesin jadi pendek atau bisa juga lebih lama.

Klaim Shell

Beberapa faktor tersebut yang membuat produsen oli termasuk Shell, tidak bisa mengklaim keawetan oli yang diproduksi. Namun, jika melihat data pengujian yang sudah dilakukan, oli Shell memiliki ketahanan panas (tes oksidasi) lebih tinggi 43 persen dibanding merek-merek oli yang ada.

“Dari hasil pengujian tersebut, bisa dikatakan Shell lebih tahan terhadap kerusakan. Kami tidak mengatakan olinya akan tahan berapa lama. Namun harapannya, ketika menggunakan produk kami, kondisi olinya akan tetap baik sampai penggantian oli berikutnya, serta kalau lupa sedikit masih ada safety margin-nya,” tutur Zaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com