Layanan bus transjakarta di Koridor VI Ragunan-Dukuh Atas merupakan contoh yang semakin buruk dari tahun ke tahun. Angkutan massal yang semula prima pada tahun pertama kini justru mengecewakan saat penumpang bertambah.
Pada tahun pertama, kedatangan bus pada jam sibuk masih dapat mencapai lima menit sekali. Kini, pada jam kerja, kedatangan bus mundur menjadi 10 menit sampai 15 menit sekali.
Lamanya jarak kedatangan antarbus disebabkan oleh makin macetnya jalur khusus bus karena banyaknya penerobosan kendaraan pribadi.
Waktu tunggu penumpang juga meningkat dari 15 menit menjadi satu sampai dua jam. Banyaknya penumpang yang mengantre di dalam halte membuat mereka tidak dapat langsung masuk ketika bus datang.
”Pelayanan sekarang jauh beda dengan dulu. Setahun pada tahun pertama beroperasi, bus transjakarta enak sekali. Sekarang jadwal kedatangan tidak jelas. Penumpang seperti dibiarkan menunggu di shelter,” tutur, Hasan (21), calon penumpang transjakarta dari Halte Jatipadang menuju Dukuh Atas.
Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Trisbiantara, Minggu (21/3) di Jakarta Pusat, mengatakan, layanan bus transjakarta semakin lama semakin buruk karena tidak ada kesepakatan antara regulator dan operator mengenai standar pelayanan sejak pertama kali dioperasikan. Angkutan massal bernilai ratusan miliar rupiah ini dioperasikan dengan pola manual seperti angkutan umum.
Pemberangkatan bus dari terminal induk tidak dilakukan secara disiplin dengan pola waktu yang konsisten. Dampaknya, dalam satu waktu banyak bus
yang datang beriring-iringan, tetapi dalam waktu yang lain bus tidak melintas sampai setengah jam atau lebih.