Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Yamaha Tidak Mau Ada Nama Marquez di Timnya

Kompas.com - 07/12/2023, 19:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden antara Valentino Rossi dengan Marc Marquez pada MotoGP Malaysia 2015 berbuntut panjang. Bahkan, diketahui bahwa Yamaha sampai tidak ingin ada salah satu dari Marquez bersaudara di dalam timnya.

Insiden yang terkenal dengan sebutan "Sepang Clash" tersebut membuat Rossi gagal meraih juara dunia yang ke-10. Sehingga, tak heran jika Rossi dan banyak pendukungnya yang tidak senang dengan apa yang dilakukan Marquez.

Baca juga: Marquez Tanggapi Dirinya Jadi Momok Saat Pindah ke Ducati

Perselisihan ini berdampak pada adiknya, yakni Alex Marquez, ketika mau naik ke MotoGP. Juara dunia Moto2 2019 itu tadinya akan naik ke MotoGP dengan tim satelit Yamaha, yaitu Petronas SRT.

Sepang Clash 2015. AFP PHOTO / MOHD RASFAN (Photo by MOHD RASFAN / AFP)MOHD RASFAN Sepang Clash 2015. AFP PHOTO / MOHD RASFAN (Photo by MOHD RASFAN / AFP)

Mantan bos tim satelit SRT dan RNF Razlan Razali mengonfirmasi hal tersebut. Dia mengatakan, Alex sudah menandatangani kontrak dengan pihaknya, tapi Yamaha menolaknya.

"Pada 2019, kami (SRT) memiliki motor di Moto2, tapi Dorna memberikan tempat kosong di musim 2020. Saya suka Alex dan dia masuk ke dalam daftar saya," ujar Razali, dikutip dari Motorsport.com, Kamis (7/12/2023).

Baca juga: Prediksi Rossi Soal Performa Marquez di Ducati

"Kami melakukan pertemuan rahasia dan kami menandatangani kontrak di motorhome milik Marquez, agar dia membalap untuk kami satu musim di Moto2 dan pada 2021 ketika Fabio (Quartararo) pindah ke tim pabrikan, Alex akan naik ke MotoGP bersama kami," kata Razali.

Pebalap Repsol Honda asal Spanyol, Marc Marquez (depan), bersaing dengan pebalap Movistar Yamaha asal Italia, Valentino Rossi, pada balapan GP Malaysia di Sirkuit Sepang, Minggu (25/10/2015).MANAN VATSYAYANA/AFP PHOTO Pebalap Repsol Honda asal Spanyol, Marc Marquez (depan), bersaing dengan pebalap Movistar Yamaha asal Italia, Valentino Rossi, pada balapan GP Malaysia di Sirkuit Sepang, Minggu (25/10/2015).

Razali menambahkan, kontrak tersebut ditandatangani pada Agustus 2019, tepatnya pukul 10 malam.

"Saya bilang ke Yamaha bahwa saya ingin merekrut Alex untuk Moto2 dan lalu ke MotoGP. Yamaha mengatakan, 'tidak, tidak ada anggota keluarga Marquez yang bisa berada di Yamaha'," ujarnya.

Pebalap Spanyol, Alex Marquez (depan) mencoba motor MotoGP Honda RC213V milik kakaknya, Marc Marquez (belakang). Mereka membalap bersama rider Movistar Yamaha asal Italia, Valentino Rossi pada sesi uji coba di SIrkuit Valencia, Senin (10/11/2014).MOTOGP.COM Pebalap Spanyol, Alex Marquez (depan) mencoba motor MotoGP Honda RC213V milik kakaknya, Marc Marquez (belakang). Mereka membalap bersama rider Movistar Yamaha asal Italia, Valentino Rossi pada sesi uji coba di SIrkuit Valencia, Senin (10/11/2014).

"Saya bilang, 'Mengapa? Ini tim saya'. Itu karena Marc dan apa yang terjadi di 2015, itu menjadi personal bagi mereka (Yamaha)," kata Razali.

Alex mengatakan, 2019 menjadi tahun kelimanya di Moto2 dan dia mendapat banyak kritik karena hal tersebut. Selama bertahun-tahun, Alex mengaku ingin sekali naik ke MotoGP.

Alex Marquez sudah melakukan perbincangan dengan Ducati Pramac.Foto: Red Bull Alex Marquez sudah melakukan perbincangan dengan Ducati Pramac.

"Pada pertengahan tahun, di Brno, saya mendapat tawaran untuk menjalani satu tahun di Moto2 dan saya pikir itu adalah dua tahun di MotoGP, bersama Petronas Yamaha," ujar Alex.

"Fabio Quartararo berada di depan, bertarung dengan Marc (pada 2019), dan itu adalah motor yang saya sukai. Saya pikir motor itu bagus untuk gaya membalap saya, tapi akhirnya tidak berhasil karena suatu alasan," kata Alex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com