Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranjau Besi Payung Sangat Sulit Dihindari, Ban Tubeless Tidak Pengaruh

Kompas.com - 23/11/2023, 16:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ranjau paku yang pakai besi payung merupakan model yang paling kejam. Sekalipun ban sudah pakai model tubeless, pasti tetap akan kempis karena modelnya yang berongga.

Zulpata Zainal, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk. mengatakan, ranjau paku model besi payung adalah ranjau yang paling jahat. Ban mobil yang sudah tubeless saja masih bisa kena dampaknya.

"Kalau kena ranjau paku yang tengahnya adarongga, ban tubeless enggak bisa efektif lagi. Angin (udara) akan keluar via ronga tersebut," kata Zulpata kepada Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Driver Ojek Online Bersihkan Ranjau Paku di Semanggi, Layak Diapresiasi

Tambal ban tubelessDicky Aditya Wijaya Tambal ban tubeless

Tidak ada cara buat menghindar ranjau tersebut, padahal coba melewatinya dengan pelan-pelan. Memiliki bobot yang berat, ketika mobil melintas maka ranjau sekecil itu akan mudah menancap.

"Ranjau paku pasti dibuat kokoh, sedangkan telapak ban dari karet dan sabuk baja. Dengan tekanan sebagian bobot kendaran, paku pasti tembus ke telapak ban, walau kita jalan pelan," kata Zulpata.

Satu-satunya solusi paling efektif adalah dengan menggunakan ban run flat atau RFT. Teknologi yang ada di RFT membuat ban tetap bisa melaju dengan kondisi ban kempis atau tekananny nol.

Baca juga: Setelah Bali, Uji Coba Bayar Tol Nirsentuh Akan Dilakukan di Jakarta dan Jabar


"RFT meskipun kena ranjau paku atau dilubangi, tetap bisa dijalankan dengan kecepatan dan jarak tertentu. Biasa kecepatan maksimal 80 Kpj dengan jarak tempuh 80 Km sampai 120 Km," kata Zulpata.

Cuma tentu, RFT punya harga jual yang lebih tinggi daripada ban tubeless biasa. Selisih harganya bisa empat kali lipat dari model yang tubeless.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com