Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Ranjau Paku di Jalan Gatot Subroto, Banyak Makan Korban

Kompas.com - 23/11/2023, 16:26 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar soal ranjau paku model besi payung di Jalan Gatot Subroto kembali mencuat. Bahkan kenyataannya, memang terpantau cukup banyak ranjau yang bertebaran di jalan.

Redaksi Kompas.com melintasi jalan tersebut dan menemukan ranjau besi payung di tengah-tengah jalan. Paling banyak terlihat di depan Plaza Semanggi, tepatnya di bawah jembatan penyeberangan.

Beberapa meter ke depannya kami sempat berhenti di dekat The Tower, di mana ada tukang tambal ban di sana. Tidak sampai lima menit, ada tiga motor yang ban belakangnya kempis, diduga kuat karena ranjau.

Baca juga: Ranjau Model Besi Payung Sulit Dihindari, Begini Tipsnya

Ranjau besi payung di Jl. Gatot SubrotoKOMPAS.com/FATHAN Ranjau besi payung di Jl. Gatot Subroto

Motor pertama Honda Scoopy, pakai ban model tubeless sehingga tinggal ditambal saja. Sedangkan yang kedua dan ketiga, pakai ban dalam, sehingga langsung kempis saat terkena ranjau.

"Itu saya langsung cabut ranjaunya, biar ban enggak rusak. Taunya yang model begini (besi payung)," kata salah satu korban ranjau paku kepada Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Jimmy Handoyo, FDR Technical Support Department Head mengatakan, untuk motor yang pakai ban tubeless pun akan kesulitan kalau terlanjur menginjak ranjau yang terbuat dari besi payung.

Baca juga: Rencana Smoked Garage Mulai Aktif ke Elektrifikasi

Ranjau besi payung di Jl. Gatot SubrotoKOMPAS.com/FATHAN Ranjau besi payung di Jl. Gatot Subroto

"Lubang angin yang disebabkan ranjau ini lebih besar dari paku biasa,makanya kempisnya lebih cepat," kata Jimmy kepada Kompas.com, belum lama ini.

Jimmy memberikan tips agar pengendara motor bisa menghindari ranjau model besi payung tersebut. Sebenarnya sangat mudah, salah satunya dengan menjaga tekanan angin tetap sesuai dengan standar yang dianjurkan.

"Kami hanya mengimbau untuk cek tekanan udara secara berkala. Tekanan yang kurang, lebar ban menapak lebih besar, sehingga potensi terkenanya lebih besar," kata Jimmy.

Lebih bagus lagi kalau menyiapkan alat tambal sendiri, mengingat sudah banyak di pasaran. Selain itu, bawa juga pompa ban portable agar bisa mengisi sendiri saat ban sudah ditambal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com