Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Tuas Matik Selalu di D untuk Segala Kondisi Jalan?

Kompas.com - 22/10/2023, 10:01 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

SLEMAN, KOMPAS.com - Mobil matik banyak diandalkan masyarakat lantaran tangguh dan mudah dioperasikan. Kemudahan ini lah yang membuat konsumen tertarik membelinya.

Pasalnya, mobil transmisi matik akan bisa berjalan cukup dengan mengandalkan dua pedal yakni rem dan gas.

Begitu tuas matik masuk posisi D, rem terbebas maka kendaraan akan melaju kecepatan akan bertambah bila pedal gas diinjak.

Sisanya, pengemudi tinggal mengendalikan arah laju mobil lewat roda kemudi agar kendaraan yang ditumpangi sampai ke tujuan yang diinginkan.

Tapi, posisi tuas matik tidak hanya D dan N saja, tapi ada 1, 2 atau L dan sejenisnya. Itu semua merupakan opsi lain yang bisa digunakan saat mobil melaju ke depan.

Baca juga: Rawat Transmisi Matik, Efektif Flushing atau Body Control Valve?

Satu unit Honda Brio berisikan 4 orang yang tercebur di Perumahan Taman Sari Persada, Pondok Gede, Kota Bekasi, pada Rabu (22/3/2023) siang. Kecelakaan tunggal itu diduga terjadi karena pengemudi salah menginjak pedal rem.Dokumentasi SAR Kota Bekasi. Satu unit Honda Brio berisikan 4 orang yang tercebur di Perumahan Taman Sari Persada, Pondok Gede, Kota Bekasi, pada Rabu (22/3/2023) siang. Kecelakaan tunggal itu diduga terjadi karena pengemudi salah menginjak pedal rem.

Lantas, jika pengemudi memilih membiarkan posisi tuas tetap di D terus baik saat menanjak atau melibas turunan, apakah itu aman-aman saja?

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan pengemudi memang bisa memilih untuk membiarkan tuas matik tetap di D untuk membuat mobil melaju ke depan dengan kondisi jalan menurun, tanjakan, mau menyalip bahkan saat deselerasi.

“Namanya transmisi matik, pasti perpindahan percepatan akan terjadi dengan sendirinya atau otomatis membaca kondisi jalan serta permintaan pengemudi, namun peran pengemudi sebenarnya sangat menentukan performanya,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (21/10/2023).

Baca juga: Apa Perlu Transmisi Matik Overhaul Body Valve Rutin?

Tuas Transmisi Wuling New Almaz RSKOMPAS.com/Adityo Wisnu Tuas Transmisi Wuling New Almaz RS

Pria yang mendirikan bengkel Spesialis Nissan & Datsun di Mlati, Sleman, Yogyakarta ini mengatakan pengemudi turut ikut serta menentukan respons mobil terutama pada saat melaju di tanjakan, turunan, akselerasi serta deselerasi.

Hardi mengatakan kuncinya ada pada cara pengemudi memainkan pedal gas dan pedal rem, karena memang transmisi matik membaca keinginan pengemudi dari aktivitas kaki dalam mengoperasikan pedal.

“Saat mobil masuk tanjakan, maka agar kecepatan mobil konstan atau tidak mengalami perlambatan, maka pengemudi harus menambah kedalaman pedal gas dengan demikian percepatan akan berubah ke yang lebih rendah,” ucap Hardi.

Baca juga: Mengenal Body Control Valve pada Transmisi Matik

Sensasi berkendara Toyota Yaris CrossKompas.com Sensasi berkendara Toyota Yaris Cross

Perpindahan percepatan ke gigi lebih rendah itu menurut Hardi bertujuan agar torsi mobil bertambah sehingga tanjakan akan terasa lebih enteng.

Jika pengemudi lambat merespons dengan menginjak pedal gas lebih dalam, maka percepatan tidak akan langsung berganti. Dampaknya, mobil terkesan lemot saat melibas tanjakan menurut Hardi.

“Itu juga berlaku saat mobil hendak menyalip mobil di depannya, saat pedal gas diinjak lebih dalam maka percepatan akan berubah secara otomatis ke gigi lebih rendah agar torsinya lebih besar, sehingga mobil bisa menyalip dengan aman,” ucap Hardi.

Sementara saat mobil melibas jalan menurun, agar tetap aman pada mobil matik juga dilengkapi sistem otomatis tapi syaratnya pedal rem harus dimainkan.

Baca juga: Tanda Transmisi pada Mobil Matik Minta Perawatan

Ilustrasi sertifikat mengemudi jadi syarat buat SIM.ntmcpolri.info Ilustrasi sertifikat mengemudi jadi syarat buat SIM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com