Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Mobil Hybrid Ada demi Hindari PHK Massal

Kompas.com - 16/08/2023, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tbk Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dikenal Ahok menyatakan bahwa perkembangan industri roda empat jangan sampai terpengaruh arus politik.

Sebab, pada dasarnya, pergerakan sektor tersebut sesuai pasar yang kemudian diikuti atau didukung oleh perkembangan teknologi. Dengan begitu, Indonesia tak tertinggal dari negara lain.

Demikian dikatakan Ahok dengan mengutip salah satu pernyataan Organisasi Industri Kendaraan Bermotor Internasional (OICA) di acara Gaikindo International Automotive Conference yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Polusi Udara Memburuk, Ahok Sebut karena Masyarakat Masih Pakai BBM Subsidi

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

"Saya suka kutipan dari OICA, yang menyebut jangan biarkan politik yang menentukan masa depan mobil (industri). Ini yang bicara mesti pasar, tren dunia mau ke mana dan kita dari Pertamina harus mendukung infrastruktur," katanya.

Dalam konteks ini, lebih lanjut, Ahok menyebut bahwa kendaraan bermotor yang bisa mengurangi emisi jangan hanya dilihat pada teknologi elektrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV).

Namun, ada teknologi-teknologi lain yang memiliki tujuan serupa seperti hybrid hingga hidrogen. Apalagi, secara kekuatan industri, juga memiliki potensi yang tidak kalah besar.

"Saya lihat beberapa otomotif sudah ambil jalan tengah, ada hybrid dulu (sebelum ke BEV). Karena apa? Kita tidak mau kehilangan tenaga kerja. Bayangkan saja dari satu kendaraan saja, ada berapa komponen," kata Ahok.

"Bangsa kita ini belum siap jadi pengusaha semua, masih banyak yang jadi pegawai," tambah dia.

Baca juga: Ahok Sebut Hidrogen Adalah Energi Paling Siap di Indonesia

Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan dari Karlsruhe Institute of Technology (KIT) di Jerman mengembangkan alat yang bisa memproduksi hidrogen dari atap rumah.KARLSRUHE INSTITUTE OF TECHNOLOGY (KIT) via PV MAGAZINE Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan dari Karlsruhe Institute of Technology (KIT) di Jerman mengembangkan alat yang bisa memproduksi hidrogen dari atap rumah.

"Sekali lagi, ini (perkembangan kendaraan ramah lingkungan) tergantung pasar. Bukan barang uncertainty. Yang terpenting adalah new energy vehicle, bukan terbatas electric vehicle. Anda pakai angin, uap, juga boleh yang penting pasarnya mau beli tidak? ," kata Ahok lagi.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), penyerapan tenaga kerja di sektor otomotif secara langsung maupun tidak langsung sekitar 1,5 juta tenaga kerja.

Saat ini, industri otomotif nasional digawangi oleh sejumlah 21 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun

Dengan rantai nilai yang terbentang luas, industri otomotif nasional memiliki nilai power linkage sebesar Rp 35 triliun dan backward linkage sebesar Rp 43 triliun pada tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com