Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Swap Baterai Motor Listrik Harus Lebih Murah

Kompas.com - 25/07/2023, 09:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) menyatakan bahwa pengisian daya listrik pada kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dengan skema penukaran baterai alias swap battery, mutlak diperlukan.

Pasalnya hal tersebut membuat proses pengisian daya pada kendaraan listrik jadi sangat cepat, hitungan menit saja. Sehingga, bisa mendorong minat masyarakat untuk mulai melakukan peralihan.

Terkhusus, bagi para pelaku usaha ride hailing. Mengingat, sebagaimana dikatakan Wakil Ketua Umum Bidang Teknis AEML, Patrick Atmadjaja, apabila mereka berdiam diri sampai lebih dari 20 menit maka tingkat produktif-nya akan berkurang.

Baca juga: Kendaraan Listrik Makin Banyak, PLN Jawa Barat Berencana Tambah SPKLU

Pertamina Patra Niaga (PPN) saat ini mengoperasikan 6 Charging Station di Jakarta, serta 21 Battery Swapping Station di Jakarta dan Bali. DOK. PPN Pertamina Patra Niaga (PPN) saat ini mengoperasikan 6 Charging Station di Jakarta, serta 21 Battery Swapping Station di Jakarta dan Bali.

"Infrastruktur merupakan aspek penting di ekosistem EV (Electric Vehicle) khususnya yang berkaitan dengan energy refueling. Itu bisa dari charging maupun swap baterai, tergantung kebutuhan dan karakter pemakai," kata dia di Jakarta, Senin (24/7/2023) sore.

"Swap baterai biasanya untuk mereka yang tidak bisa duduk atau berdiam diri, tidak produktif ketika (berhenti) lebih dari 20 menit (ride hailing). Jadi buat mereka, waktu itu penting karena proses charging cukup memakan waktu," lanjutnya.

Sementara pengisian daya kendaraan listrik dngan dicolok ke charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), umumnya digunakan oleh para pengguna komuter.

Maksudnya, pengguna dengan karakteristik ini memiliki jeda waktu cukup lama saat berkerja di kantor atau tempat perkerjaannya. Sehingga sembari melakukan aktivitas tersebut, bisa mengisi daya kendaraan dengan waktu 4-5 jam.

Baca juga: Keraguan Masyarakat dengan Konsep Investasi Rental Mobil

Baterai Swap Energi Indonesia sekarang diproduksi oleh ABC LithiumKompas.com/Donny Baterai Swap Energi Indonesia sekarang diproduksi oleh ABC Lithium

"Seiring kemajuan teknologi, pasti suatu hari proses charging bisa 5-10 menit. Ketika sudah sampai pada level itu, adopsi kendaraan listrik pasti sangat cepat. Sementara itu belum terjadi, kita membutuhkan swap agar adopsi semakin luas," kata Patrick.

Dari kondisi itu, pihak AEML terus berusaha supaya tarif layanan swap baterai dapat lebih terjangkau dan kompetitif. Mengingat saat ini, pihak PLN belum memberlakukan tarif curah terhadap kegiatan dimaksud.

"Kita sedang berbicara, komunikasi supaya swap baterai ini mendapatkan tarif curah juga seperti SPKLU sehingga harga yang dikenakan untuk penukaran atas baterai menjadi lebih murah," ucap Direktur Eksekutif AEML, Anugraha Dezmercoledi.

"Saat ini, tarif yang digunakan belum kompetitif, masih menggunakan tarif bisnis. Itu sekitar dua kali lipat daripada tarif curah. Ini yang sedang kita diskusikan," katanya lagi.

Dihimpun dari berbagai sumber, saat ini tarif swap battery di Indonesia mulai dari Rp 20.000 untuk daya jelajah 100 kilometer sampai paling mahal Rp 80.000 yang klaim bisa digunakan sampai 500 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com