JAKARTA, KOMPAS.com - Era elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia merupakan suatu keniscayaan. Apalagi, saat ini pemerintah RI sedang memacu pembangunan ekosistem dari hulu sampai hilir.
Melihat perkembangan terkini, Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) percaya bahwa kehadiran ekosistem tersebut bisa tercipta dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil dahulu.
"Ekosistem ICE (Internal Combustion Engine) di Indonesia mungkin sudah 50 tahun. Mereka membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai titik sekarang," ucap Ketua Umum AEML Dannif Utojo Danusaputo di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Dirakit Lokal, Simak Spesifikasi Mercedes-AMG A 35 Facelift 2023
"Tetapi saya yakin, untuk EV (Electric Vehicle) hanya membutuhkan waktu 5 tahun untuk mencapai apa yang sudah dilakukan ICE selama 50 tahun," lanjutnya.
Hal tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Wakil Ketua Umum sektor Teknis AEML, Patrick Atmadjaja, karena supply chain alias industri komponen sebagai pemasok di dalam negeri sudah terbentuk.
Sehingga industri kendaraan listrik tinggal melanjutkan saja sembari menciptakan rangkaian pasokkan baru seperti motor listrik, baterai, sampai inverter.
"Paling gampang, pada tahun 1970-80an industri ban di Indonesia itu belum ada. Sekarang, banyak banget. Jadi tinggal memanfaatkan itu sehingga TKDN pada EV bisa tinggi," kata dia.
"Kemudian, kita lihat juga pada sepeda motor listrik listrik kebutuhan sparepart-nya 8-10 kali lebih sedikit daripada ICE. Membuat EV lebih sederhana," lanjut Patrick.
Baca juga: Agar Maksimal, Ganti Lampu Mobil Jangan Sekadar Terang
Hanya saja, dengan kelebihan tersebut terdapat tantangan besar dalam proses penciptaan ekosistem kendaraan listrik. Salah satunya, ialah potensi kehadiran industri komponen yang beli-lepas.
"Karena lebih simple, banyak juga temen-temen yang lebih berorientasi dagang. Mereka impor sparepart, jual putus. Oleh karenanya kita dorong supaya mau untuk membangun ekosistem yang berkesinambungan, long term," kata Patrick.
"Sehingga fundamental industri sepeda motor listrik lebih kuat, bukan diisi oleh para pedagang yang mana strateginya itu short term," ujar dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya