Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mengatur Ratusan Moge yang Konvoi dan Touring Jarak Jauh?

Kompas.com - 16/10/2022, 17:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komunitas Harley-Davidson Hogers Indonesia bakal menggelar touring pada 19 hingga 21 Oktober, yang akan dimulai dari Bandung dan berakhir di Bali.

Segala persiapan telah dilakukan sejak jauh-jauh hari, termasuk perihal pembagian grup, pilihan rute, serta segala hal teknis yang berkaitan dengan prosedur konvoi dan touring.

Director Hogers Indonesia Yudi Djaja, mengatakan, prosedur dan tata cara touring penting diketahui oleh seluruh peserta yang ikut berkendara.

Baca juga: Hasil MotoGP Australia, Balapan Penuh Aksi, Rins Juara, Marquez Podium

Ilustrasi pengurus komunitas pengguna Harley-Davidson Hogers IndonesiaKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Ilustrasi pengurus komunitas pengguna Harley-Davidson Hogers Indonesia

Sebab membawa rombongan ratusan motor besar memang bukan pekerjaan ringan. Apalagi dalam acara kali ini pihaknya membawa sekitar 125 peserta, yang dibagi menjadi sekitar lima grup, dengan masing-masing grup terdiri dari 25 motor.

“Memang diakui sama teman-teman klub lain ataupun secara perorangan, bahwa manajemen touring kami yang terbaik,” ujar Yudi di Jakarta (16/10/2022).

“Karena kami ini sudah pasti ada pengawalan resmi dari Korlantas, ada juga officer daripada kami sendiri. Jadi terdiri dari Road Captain (RC), ada Shifting Officer (SO), ada Sweeper,” kata dia.

Baca juga: Mirip Revo Koperasi, Bebek Baru Honda Pakai Roda Ukuran Belang

Menurutnya, Road Captain adalah pemimpin rombongan. Semua peserta touring harus menuruti perintah Road Captain saat berada di jalan.

“Shifting Officer itu dia lebih peka terhadap peserta yang mungkin bannya kempis, atau ada yang pecah, itu akan dikasih tahu. Sweeper itu dia lebih menunggu kepada yang mogok, dia tunggu sampai selesai,” ucap Yudi.

Ketika salah satu peserta touring mengalami masalah, Hogers Indonesia punya SOP untuk menunggu selama 15 menit. Apabila tidak memungkinkan ditunggu, maka peserta tersebut harus keluar dari rombongan.

Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP 2022, Quartararo Crash, Bagnaia Rebut Puncak Klasemen

Ilustrasi touring kendaraan motor besarZulfana K. Rijal Ilustrasi touring kendaraan motor besar

“Karena akan mengganggu peserta yang lain. Tapi di belakang ada back up kami juga, private guard. Yang mana di setiap grup pasti ada pengawalan,” kata Yudi.

“Jadi selalu akhirnya (kalau ada masalah), dari pengawalan turun untuk menjaga itu motor, si peserta naik ke mobil pengawal, dan dibawa. Jadi peserta Insya Allah sangat nyaman,” ujar dia.

Ia juga mengatakan, setiap grup diberi jeda 15-20 menit agar rombongan motor besar itu tidak memenuhi rute yang akan dilalui. Selain itu pihaknya juga menyiapkan ambulans dan back up car bagi peserta yang mengalami masalah di jalan.

"Semua officer diwajibkan tersertifikasi safety riding. Jadi tahu bagaimana mengawal dan me-manage rangkaian, dengan mematuhi peraturan lalu lintas," tutur Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau