JAKARTA, KOMPAS.com – Suzuki Motor mengklaim bahwa pihaknya tidak melihat permintaan kendaraan melambat di dalam negeri (pasar Jepang) atau pasar terbesar di India, meskipun terjadi kekhawatiran terjadinya resesi global.
Dibandingkan merek Jepang lainnya, Senior Managing Executive Officer Suzuki Motor Masahiko Nagao, justru menyuarakan pandangan yang lebih optimistis. Meskipun tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi memicu ketidakpastian ekonomi dunia.
Nagao mengatakan, Suzuki memiliki backlog pesanan kendaraan sekitar 200.000 unit di Jepang pada akhir Juni. Sementara angka backlog di India mencapai 350.000 unit.
Baca juga: Mirip PEVS, Area Tes Indoor Kendaraan Listrik Juga Ada di GIIAS 2022
"Meskipun kami khawatir tentang tren ekonomi global, pesanan datang dengan sangat lancar dan permintaan tidak menurun pada saat ini," ujar Nagao, disitat dari Reuters (7/8/2022).
Pada kuartal April-Juni, penjualan Suzuki di India naik 27,9 persen YoY menjadi 380.000 kendaraan, setelah pabrik menahan produksi karena pembatasan Covid-19 tahun sebelumnya.
Suzuki juga mengklaim bisa mempertahankan perkiraan laba operasinya sebesar 195 miliar yen atau setara Rp 21 triliun hingga 31 Maret 2022.
Baca juga: Ini Bocoran Mobil Baru di GIIAS 2022, Ada Apa Saja?
Namun, penjualan kendaraan di Jepang turun 6,4 persen karena kekurangan cip yang menghambat produksi.
Meskipun krisis semikonduktor berangsur-angsur membaik, Nagao mengatakan, Suzuki tidak dapat memprediksi kapan masalah ini akan teratasi.
Menurutnya, untuk mengurangi dampak krisis cip, perusahaan telah beralih untuk memproduksi mobil yang tidak membutuhkan begitu banyak cip di India dan menjualnya ke pasar Afrika serta Amerika Tengah dan Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.