Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi di Indonesia Baru Sadar Keselamatan Setelah Kecelakaan

Kompas.com - 20/06/2022, 17:51 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kecelakaan kendaraan di jalan raya sampai saat ini masih menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Berbagai video kecelakaan sudah sering diunggah ke media sosial tidak dijadikan pelajaran untuk penggina jalan lain.

Misal, tabrakan beruntun di jalan tol, sudah jelas karena pengemudi yang tidak jaga jarak aman. Tapi, kecelakaan yang serupa masih saja sering terjadi di jalan raya.

Belum lagi kasus pengemudi yang mengebut di jalan raya dan tidak pakai seat belt yang berefek ke fatalitas. Ironisnya, masih ada saja kejadian yang serupa terjadi lagi.

Baca juga: Belajar dari Kasus Tabrakan Beruntun Empat Bus di Jalan Tol

TERGULING--Mobil Daihatsu Xenia yang dikemudikan SR terguling setelah terlibat kecelakaan dengan sepeda motor di ruas jalan Ponorogo-Pulung di Desa Tajug, Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (10/6/2022). KOMPAS.COM/Dokumentasi Polres Ponorogo TERGULING--Mobil Daihatsu Xenia yang dikemudikan SR terguling setelah terlibat kecelakaan dengan sepeda motor di ruas jalan Ponorogo-Pulung di Desa Tajug, Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (10/6/2022).

Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, pengemudi di Indonesia biasanya harus mengalami kecelakaan dahulu baru berperilaku aman di jalanan.

"Biasanya mereka belajar dan berfikir dua kali setelah mengalami kejadian nahas. Selama belum mengalami kecelakaan maka mereka merasa mampu dan enggak ada masalah, artinya terus-terusan menjemput bahaya," kata Sony kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).

Perilaku pengemudi yang tidak belajar dari kesalahan orang lain disebabkan karena tidak paham risiko kecelakaan. Jadi bisa dibilang harus mengalami dahulu (kecelakaan) baru belajar.

Baca juga: Daftar Polda yang Sudah Menerapkan Tilang Elektronik


"Selama ini potret kejadian kecelakaan yang mereka lihat kan hanya dianggap nahas, takdir, dan lain-lain. Mereka enggak tahu kalau ada cara ata usaha unttk meminimalisir," kata Sony.

Pengemudi seharusnya paham dan menguasai yang namanya soft skill. Lebih jelas, soft skill adalah kemampuan berkendara dengan menjaga kecepatan, jaga jarak, dan jaga emosi sehingga lebih relevan untuk selamat saat berkendara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau