JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mencatat terdapat 163 kasus kecelakaan terjadi selama mudik Lebaran atau saat pelaksanaan Operasi Ketupat 2022 pada 28 April hingga 9 Mei 2022.
Angka kecelakaan tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun tingkat fatalitas kecelakaan pada masa mudik 2022 lebih rendah.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, penanganan arus mudik hingga arus balik Lebaran 2022 berjalan cukup baik.
“Memang ada peningkatan. Dari sisi jumlah memang meningkat dibanding dengan Operasi Ketupat 2021, karena memang 2021 tidak mudik. Tetapi, bila dilihat dari tingkat fatalitasnya, memang jauh,” ujar Sambodo, dalam keterangan resmi, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Diskon Motor Sport 250cc di Diler Resmi per Mei 2022
Sambodo melanjutkan, angka kecelakaan yang melibatkan pemudik pun dinilai sangat rendah. Dari total 163 kecelakaan, hanya 1 kecelakaan yang melibatkan pemudik yang terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi.
“Kemudian, dilihat dari kecelakaan yang melibatkan pemudik, itu juga terjadi hanya satu. Itu pun hanya luka ringan yang terjadi di arteri. Yang lainnya itu kecelakaan terjadi memang penduduk transportasi lokal yang bergerak di Kota Jakarta,” kata dia.
Sambodo menambahkan, antisipasi dan rekayasa lalu lintas yang diterapkan pada saat arus mudik dan arus balik pun sudah berjalan dengan baik. Sebab menurutnya, jumlah volume arus mudik tahun 2022 jauh melebihi angka pada tahun 2019.
“Dengan jumlah volume arus mudik tahun 2022 yang secara rekornya melebihi tahun 2019, tentu kita merasa rekayasa lalu lintas yang diterapkan cukup baik. Untuk menghindari terjadinya kemacetan panjang, kemacetan yang terjadi bisa segera terurai, termasuk pada saat one way arus balik di hari pertama kita lakukan,” katanya.
Baca juga: Cek Diskon Skutik 110-125 cc Bulan Ini, Ada yang Tembus Rp 1,3 Juta
Lebih lanjut Sambodo mengakui masih ada beberapa hal yang menjadi catatan kepolisian, termasuk kebijakan one way hingga contraflow. Selain itu, evaluasi masyarakat terkait jalur arteri juga menjadi perhatian.
“Namun tentu namanya suatu kebijakan terkait one way, contraflow, dan sebagainya, tentu ada hal-hal yang memang harus diprioritaskan. Tentu ada juga masyarakat juga yang merasa dirugikan karena harus melewati jalur arteri yang isinya padat dan sebagainya,” ucap Sambodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.