JAKARTA, KOMPAS.com - Transisi dari kendaraan bermotor dengan mesin bakar internal (ICE) menuju kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) akan mengeliminasi penggunaan beberapa komponen, seperti aki.
Memang, komponen tersebut tidak akan langsung hilang karena kendaraan terkait masih menggunakannya untuk beberapa kebutuhan. Namun, dalam jangka panjang, akan membinasakan industri aki nasional.
"Kelihatannya, mobil listrik (termasuk hybrid) akan memperpanjang usia aki karena beban kelistrikan atas aki hanya untuk starter. Penggeraknya akan dipindahkan ke sumber lain yakni baterai," kata Direktur PT Wacana Prima Sentosa, Hadi - produsen aki Massiv, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Berkendara Motor Cuma Pakai Satu Tangan, Terlalu Percaya Diri
"Otomatis, dalam jangka panjang itu akan menjadi ancaman untuk industri aki karena permintaan jadi lebih turun, bahkan setengahnya dari keadaan saat ini. Sementara pemainnya tidak berubah banyak," lanjut dia.
Untuk diketahui, usia aki pada mobil berjenis maintenance free (MF) begitu bergantung pada cycle atau kuantitas pengisian aki-nya, yakni sebanyak 6.000 kali.
Bila mendekati atau melebihi, disarankan untuk diganti baru agar menekan potensi masalah lain di mobil seperti mogok. Adapun cycle terkait, dalam keadaan normal atau penggunaan harian bisa habis 1-1,5 tahun.
"Kalau kendaraan digunakannya jarang dan sering dirawat, bisa mencapai 2 tahun. Sebaliknya, apabila mobil digunakan dengan frekuensi perjalanan yang tinggi, frekuensi cycle itu pun akan tinggi pula sehingga usianya bisa habis dalam satu tahun saja," kata Hadi.
"Sehingga, usia aki sangat tergantung terhadap pemakaian. Pada kasus mobil hybrid, karena beban aki jadi lebih ringan cycle tersebut habisnya akan lebih lama, mungkin saja melebihi dua tahun," ujar dia.
Baca juga: Optimisme Dyandra Promosindo Jelang Gelaran IIMS 2022
Melihat ancaman itu, maka pemerintah RI bersama industri terkait harus melakukan dialog mengenai keberlangsungan sektor otomotif baik pada bagian hulu maupun hilir saat proses transis menuju era mobil listriki.
Apalagi, pemain di industri aki cukup bersaing dengan sumbangan ekspor dan produksi yang cukup tinggi. Belum lagi bila berbicara jumlah angkatan kerjanya.
"Aki kita benar-benar dibuat oleh anak bangsa, TKDN-nya mencapai 70 persen untuk produk terbaru, Massiv Thunder. Tapi untuk rinciannya, bisa dielaborasi lagi ke tim produksi karena berkaitan dengan data," kata Hadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.