Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Ngantuk, Bus Pariwisata Tabrak Pembatas Jalan di Cawang

Kompas.com - 07/12/2021, 17:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan bus kembali terjadi. Kali ini menimpa bus pariwisata di Jalan Tol Cawang-Grogol, Jakarta, Senin (7/12/2021) pagi. Bus tersebut diketahui menabrak pembatas jalan hingga terguling.

Kasie Laka Lantas Polda Metro Jaya Kompol Eko Setio Budi menjelaskan, saat berada di kawasan Semanggi, bus pariwisata dengan nomor polisi AB 7069 BK itu hilang kendali karena sopir mengantuk.

Bus itu lalu menabrak pembatas jalan, sampai akhirnya terguling ke kiri jalan tol. Akibatnya, bagian depan dan sisi kiri kendaraan rusak parah karena menghantam pembatas dan terguling. Tidak ada korban jiwa dalam insiden kecelakaan ini.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Begini Antisipasi Mengurangi Kecelakaan di Jalan Tol

Pengemudi diperkirakan mengantuk, out of control. Kendaraan kemudian oleng, menabrak guardrail lanjut terbalik miring ban kanan di atas,” ucap Eko saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (7/12/2021).

Menanggapi hal ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, musuh dari para pengemudi itu adalah ngantuk, lelah, dan yang paling fatal adalah emosi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jakarta Terkini (@jakarta.terkini)

“Mengemudi harus mempertahankan fokus, kewaspadaan dan kondisi fisik. Hal ini bisa didapat dari istirahat yang berkualitas. Istirahat berkala selama di perjalanan, asupan makanan dan minuman yang benar, serta menjaga emosi. Sehingga oksigen di dalam darah lancar,” ucap Sony kepada Kompas.com belum lama ini.

Menurut Sony, ada satu hal yang jarang dilakukan oleh pengendara yakni Commentary Driving.

Commentary Driving sendiri merupakan sebuah metode berkendara dengan menyebutkan potensi-potensi bahaya dan dengan berbicara secara otomatis sehingga rahang bergerak memompa oksigen ke otak. Metode ini juga membuat pengemudi mampu bereaksi positif ketika harus mengantisipasi.

“Ini standar cara berkendara dengan defensive (proaktif), mudah tapi tidak banyak yang tau. Kalaupun tahu, tidak dilakukan karena merasa belum ada manfaatnya,” ucapnya.

ilustrasi lelah mengemudiKompas.com/Fathan Radityasani ilustrasi lelah mengemudi

Sementara itu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menambahkan, kejadian yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep. Ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang hendak melakukan perjalan jauh.

Baca juga: Sepeda Motor Servis 50.000 Km, Apa Harus Turun Mesin?

Microsleep merupakan kondisi badan tertidur hanya sesaat, sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka, saat tengah berkendara.

“Kalau memang pengemudi dari awal merasa masih mengantuk atau lelah, sebaiknya gunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman. Apabila sudah tidak kuat, lebih baik pengemudi cari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau