Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Sopir Lalai pada Kasus Kecelakaan Vanessa Angel

Kompas.com - 07/11/2021, 15:21 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan maut yang merenggut nyawa Vanessa Angel dan suami di Tol Jombang - Mojokerto sempat diduga karena sopir mengantuk. Namun, pakar telematika Roy Suryo meragukannya.

Roy Suryo mengatakan, dia tidak percaya jika sopir tersebut mengantuk. Dia percaya bahwa sopir Vanessa Angel, Tubagus Muhammad Joddy, memegang ponsel dan terlepas, lalu kehilangan kendali.

Baca juga: Sopir Vanessa Angel Akui Main Ponsel Saat Mengemudi, Ini Ancaman Pidananya

"Karena kalau orang mengantuk itu kecepatannya melambat, ini kecepatannya tinggi sekali. Dalam waktu 44 menit, jaraknya dari kilometer 555 sampai kilometer 672. Jadi, hanya 44 menit mencapai 117 km," ujar Roy, dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @jakarta.keras, Sabtu (6/11/2021).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by JAKARTA KERAS (@jakarta.keras)

Roy menambahkan, dia menghitung kecepatan rata-rata mobil tersebut mencapai 159 km/jam. Sementara, dalam pengakuannya kepada pihak kepolisian, Joddy sempat memacu kendaraan hingga 120 km/jam.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, dirinya setuju dengan pernyataan dari Roy Suryo.

Baca juga: Kecelakaan di Tol, Keluarga Vanessa Angel Tak Dapat Santunan Jasa Raharja

"Faktor terbesar dari kecelakaan di jalan tol (long trip) adalah penggunanya. Semua akibat mengantuk, lelah, dan agresif," kata Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Kondisi kendaraan yang ditumpangi keluarga Vanessa Angel, setelah mengalami kecelakaan tunggal di (Km) 672+300 jalur A ruas Tol Jombang arah Mojokerto.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Kondisi kendaraan yang ditumpangi keluarga Vanessa Angel, setelah mengalami kecelakaan tunggal di (Km) 672+300 jalur A ruas Tol Jombang arah Mojokerto.

Sony menjelaskan, mengantuk biasanya membuat pengemudi melemah perlahan, baik reaksi maupun kecepatan kendaraannya. Sehingga, kecelakaan (tunggal) yang terjadi tidak sampai fatal.

"Lelah adalah kondisi di mana pengemudi memaksakan kemampuan di batas toleransi, sering pengemudi melakukan siasat-siasat yang katanya jitu, seperti merokok, minum kopi atau minuman berenergi, menyanyi, makan cabai, sampai dengan menggoyang-goyangkan mobilnya supaya tersadar," ujar Sony.

Ilustrasi mengantuk saat berkendaraalbayan Ilustrasi mengantuk saat berkendara

Menurut Sony, hal tersebut akan sia-sia karena tubuh sudah tidak dapat merespons dengan baik. Hal ini yang bisa menyebabkan microsleep di durasi jam keenam hingga jam kesembilan.

"Agresif adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh pengemudi. Hal yang sering dilakukan adalah overspeed, zigzag, brake check, lane hogger, dan distraksi pengemudi lain. Ketika kecelakaan, akan berakibat paling fatal dan sering melibatkan pihak lain," kata Sony.

Sony menambahkan, sopir mengaku kelelahan untuk menyiasati agar hukumannya ringan. Menurut Sony, sopir tersebut bisa saja dikenakan pasal pembunuhan berencana. Sebab, dengan sengaja dan sadar melakukan pelanggaran yang menyebabkan kematian orang lain karena tindakan agresifnya saat berkendara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com