JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi terbaru dari mobil keluarga 7-penumpang kembar, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia dipastikan meluncur pada bulan ini, seiring dihelatnya pameran otomotif tahunan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021.
Berbagai besutan menarik bakal disematkan, seperti penggunaan platform Daihatsu New Global Architecture (DNGA) dan mekanisme penggerak roda depan atau Front Wheel Drive (FWD).
Bahkan, kini beberapa diler resmi perseroan telah membuka pemesanan awal mobil terkait dengan uang jadi Rp 5 juta. Dana tersebut akan dijadikan faktor pengurang saat harga jual resmi mobil dirilis.
Baca juga: Lawan Avanza-Xenia, Mitsubishi Lebih Awal Luncurkan Xpander Facelift
Lantas, apa kelebihan mobil dengan penggerak roda depan? Dilansir dari situs Auto2000, skema terkait memiliki keunggulan dari hal efisiensi bahan bakar dan kenyamanan.
Pasalnya, posisi mesin, girboks dan as roda searah dan semuanya berada di depan. Respons mesin tersalurkan dengan lebih optimal sehingga membuat konsumsi bensin lebih irit lantaran tenaga tidak banyak tereduksi.
"Karena konstruksinya lebih ringkas dan kompak, maka bobot keseluruhan mesin hingga as roda dapat dipangkas supaya lebih ringan," kata Aftersales Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara, Selasa (2/11/2021).
Selain itu, posisi mesin pada penggerak roda depan umumnya melintang (tranverse) yang memberi dampak ruang mesin dapat didesain lebih kompak guna membuat kabin lebih lega.
Dengan dimensi yang sama dengan mobil RWD (Rear Wheel Drive), kabin mobil FWD bakal lebih luas dan nyaman. Tidak adanya poros penerus tenaga ke as roda belakang juga membuat lantai kabin rata dan lebih senyap karena minim vibrasi.
Baca juga: Avanza-Xenia Beralih ke FWD, Bagaimana Wuling Confero?
"Meski demikian, sistem penggerak roda depan tetap memiliki kekurangan. Pertama adalah beban kerja area kaki-kaki depan mulai dari roda, kemudi, hingga suspensi lebih berat lantaran tugasnya sebagai penggerak sekaligus kemudi, termasuk menahan beban mobil ketika pengereman," ujar dia.
Kondisi tersebut berpengaruh pada usia pakai beberapa komponen penggerak roda depan, terutama as roda yang mudah termakan usia.
Perkara pengendalian, mobil penggerak roda depan lebih cenderung understeer alias tidak mau berbelok karena bobot mobil bertumpu di depan.
Lainnya adalah tantangan menanjak, di mana bobot kendaraan berpindah ke as roda belakang sehingga ban depan sulit mendapatkan traksi optimal.
Sementara mobil RWD atau penggerak roda belakang, memiliki pengendalian yang lebih baik namun cenderung oversteer.
"Karena fungsi roda depan hanya untuk kemudi dan roda belakang untuk penggerak, beban kerja masing-masing roda dapat terdistribusi lebih optimal sehingga usia pakai komponen suspensi, kemudi, rem, dan penggerak dapat lebih panjang," ujar dia.
Baca juga: Kapan Penggolongan SIM C Dimulai?
Mobil dengan penggerak roda belakang juga lebih andal melahap tanjakan karena roda penggerak di belakang membuat ban tidak mudah kehilangan traksi akibat pindahnya bobot mobil ke belakang.
Di balik keunggulannya, mobil RWD memiliki beberapa kekurangan. Seperti efisiensi penyaluran tenaga berkurang akibat terdapatnya kerugian mekanis, di mana tenaga akan disalurkan via komponen ekstra seperti as kopel sebelum ke gardan belakang.
Umumnya mesin RWD menganut tata letak longitudinal atau membujur sehingga membutuhkan ruang mesin lebih besar dan mengorbankan area kabin.
Ditambah, lantai kabin akan disesaki dengan terowongan untuk transmisi dan as kopel yang mengurangi teritori interior dan menambah kebisingan.
“Produk Toyota menggunakan sistem penggerak roda depan dan belakang sesuai peruntukan kendaraan dan kebutuhan pelanggan. Termasuk mempertimbangkan kondisi geografis dan karakter berkendara," kata Imansyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.