JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudikan mobil di jalanan yang basah atau saat hujan tidak bisa disepelekan. Mengingat kondisi jalan yang basah dan tergenang air, kemampuan cengkeraman ban ke aspal jadi berkurang.
Namun, masih ada saja pengemudi yang memacu kendaraannya saat hujan. Padahal, kecelakaan karena ban kehilangan cengkeraman ke aspal atau aquaplaning sangat mungkin terjadi.
Mengapa masih ada saja yang menyepelekan mengemudi di saat jalanan basah?
Training Director The Real Driving Centre Marcell Kurniawan mengatakan, banyak yang masih percaya diri mengebut saat jalanan hujan karena tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
Baca juga: Harga Yaris dan City Hatchback Setelah Kena PPnBM 25 Persen
“Mereka sebelumnya aman-aman saja ngebut saat kondisi jalan basah. Namun kalau belum pernah, bukan berarti tidak akan pernah kecelakaan,” ucap Marcell kepada Kompas.com, Kamis (9/9/2021).
Marcell mengatakan, pengemudi yang baik, tidak akan mengambil risiko dan selalu meminimalisir risikonya. Jadi mereka akan menyesuaikan bagaimana cara mengemudi baik saat jalanan basah atau kering.
Baca juga: Bikin Heboh, Ada Kijang Masuk Bengkel Toyota
“Saat hujan, traksi antara ban dan jalan sangat minim, sehingga kemungkinan selip dan aquaplaning sangat tinggi,” kata Marcell.
Kebanyakan orang Indonesia harus mengalami kecelakaan dulu baru bisa belajar dengan mengubah caranya mengemudi saat jalanan basah. Namun tentu sebaiknya bisa memahami potensi bahaya apa saja yang bisa terjadi saat mengebut di jalanan yang basah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.