JAKARTA, KOMPAS.com - Pebalap Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo sempat mendominasi di awal balapan dengan merebut podium pertama di dua seri awal MotoGP 2020.
Namun, setelah penampilan gemilangnya tersebut, Quartararo justru tidak konsisten dan tampil naik turun. Pebalap berusia 23 tahun itu hanya bisa naik podium sekali yaitu di MotoGP Emilia Romagna dan harus puas mendapat peringkat kedelapan klasemen akhir MotoGP 2020.
Baca juga: Jorge Lorenzo Klarifikasi Soal Tudingan Penggelapan Pajak
Alhasil, Quartararo harus merelakan gelar juara dunianya kepada pebalap Suzuki Ecstar Joan Mir yang berhasil memimpin klasemen dengan raihan 171 poin. Sementara dirinya hanya mampu finis di posisi kedelapan dengan raihan 127 poin.
Situasi lantas mendapat komentar dari pebalap andalan Honda Marc Marquez. Marquez menilai Quartararo tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan saat di lintasan balap.
“Mengatasi tekanan terkadang lebih rumit daripada hanya sekedar kencang. Itu bukan hal yang mudah, memiliki beban keharusan untuk menang,” ujar Marquez dikutip dari Tuttomotoriweb, Jumat (11/12/2020).
Apalagi, sambung Marquez, Quartararo sebelumnya tidak pernah menjadi juara dunia di kelas-kelas yang lebih rendah. Jadi situasi ini merupakan hal yang baru bagi pebalap berdarah Prancis itu.
Baca juga: Setelah 16 Tahun, Akhirnya Alasan Rossi Pindah dari Honda ke Yamaha Dibuka
“Di MotoGP itu tekanannya besar sekali, dan segala pencapaian yang Anda terima mungkin membuat diri Anda tidak stabil jika tidak pernah mengalami hal serupa di kelas sebelumnya,” kata Marquez.
“Itulah mengapa saya ingin juara di Moto2 dulu sebelum tiba di MotoGP, karena menurut saya fase-fase itu penting,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.