JAKARTA, KOMPAS.com - Piranti pengereman merupakan sistem yang tak terpisahkan dari semua jenis kendaraan. Hukumnya wajib tersedia karena memang fungsinya sangat vital sebagai salah satu rangkaian fitur keselamatan, apalagi di mobil matik.
Lantaran itu, komponen pengereman perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Karena bila tidak, maka fungsinya tidak akan optimal, bahkan bisa membuat rem tak bekerja alias blong akibat mengalami vapor lock.
Seperti diketahui, vapor lock sendiri merupakan kondisi dimana rem terlalu panas akibat diinjak terlalu lama. Akibatnya, membuat minyak rem mendidih dan pengereman tak bekerja optimal.
Baca juga: Ini Bedanya Tuas Transmisi Mobil Matik Model Lurus dan Zig-zag
"Ketika minyak rem mendidih, maka akan menghasilkan uap air yang bisa mengakibatkan rem blong, inilah yang dinamakan dengan vapor lock," ujar Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi, kepada Kompas.com, belum lama ini.
"Uap air tersebut dihasilkan dari kerja keras rem yang dilakukan oleh pengemudi. Sehingga, minyak rem menjadi panas hingga mencapai titik didih kemudian memunculkan uap pada sitem pengereman," kata dia.
Nah, bisa dibayangkan bila hal ini kejadian pada mobil matik dalam kecepatan tinggi. Apalagi bila penggunanya belum mengetahui bagaimana cara engine brake pada transmisi matik.
Menurut Didi, pada dasarnya mobil matik juga bisa melakukan engine brake, hanya saja tehniknya yang beda dengan transmisi manual.
"Untuk menggunakan engine brake pada mobil matik transmisi dipindahkan pada gigi yang lebih rendah," katanya.
Baca juga: Nyetir Mobil Transmisi Matik, Jangan Biasakan Injak Rem Pakai Kaki Kiri
Hal senada juga diutarakan oleh Kepala Bengkel Auto2000 HR Muhammad Surabaya Andreas Totok. Menurut totok, mobil transmisi matik memiliki kemampuan untuk melakukan engine brake, namun penggunanya masih banyak yang tak mengerti untuk melakukannya.
"Pada tuas transmisi mobil transmisi matik, biasanya setelah D ada posisi 2 dan L atau ada juga yang menyediakan tombol over drive (OD), untuk mendapatkan engine brake, pengendara bisa mengeser tuas ke posisi 2 atau menekan OD. Tetapu jangan langsung pindahkan transmisi ke posisi L karena mobil akan sangat menyentak, apalagi ketika kecepatan tinggi bisa rusak gearbox-nya," kata Totok.
Lebih lanjut Totok menjelaskan pada mobil transmisi matik modern yang menggunakan sistem transmisi CVT, engine brake akan lebih mudah dioperasikan. Hal ini lantaran pada CVT pengendara diberikan opsi untuk menentukan perpindahan gigi layakanya mengendarai mobil transmisi manual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.