Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Oli Sintesis Tak Cocok untuk Mobil Lawas?

Kompas.com - 14/08/2020, 08:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi pada mesin kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor, membuat sedikit perubahan terhadap pola dan metode perawatannya.

Prihal pergantian pelumas atau oli misalkan, pemilik harus menyesuaikan kembali spesifikasinya dalam upaya mendapatkan hasil optimal.

Oleh sebab itu, timbul anggapan bahwa menggunakan oli yang berspesifikasi tinggi khususnya sintesis terhadap mobil tahun tua alias jadul punya manfaat tersendiri. Namun di lain sisi filter oli bisa cepat kotor, benarkah demikian?

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ganti-ganti Merek Oli Bisa Merusak Mesin?

Ilustrasi ganti oli atau pelumas mesin mobilhttp://www.jupitergaragesheffield.co.uk Ilustrasi ganti oli atau pelumas mesin mobil

Dihubungi Kompas.com, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan bahwa, pelumas sintesis tidak cocok untuk semua mobil.

"Untuk mobil produksi lama, karena ukuran kerapatan antara seher dan rumahnya tidak begitu rapat dibandingkan mobil terkini, pelumas yang cocok biasanya yang berbahan mineral. Kalau dipaksakan, biasanya terjadi loss," kata dia.

Hal serupa juga dikatakan pemilik bengkel mobil Star Racing Kebon Jeruk, Widodo. Menurut dia, pemakaian oli mineral pada mobil tua mampu menempel di dinding mesin dibandingkan oli sintesis.

Mekanik sedang mengganti oliAgung Kurniawan Mekanik sedang mengganti oli
 

"Oli sintetik yang bening dan non-sulfur, karena sifatnya membersihkan mesin, itu justru akan membuat mineral itu luntur. Nanti pengaruh ke mesin," ujar Widodo.

Adapun dampak yang dihasilkan beragam, mulai dari performa mesin yang kurang optimal dan kerusakan bagian lainnya. Jadi sebaiknya gunakan oli sesuai dengan spesifikasi mesin, jangan dipaksakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau