JAKARTA, KOMPAS.com – Virus corona atau Covid-19 telah mempengaruhi industri otomotif secara signifikan. Di pasar mobil bekas, pandemi telah menyebabkan sejumlah orang untuk menjual kendaraannya.
Halomoan Fischer, Presiden Direktur Mobil88, mengatakan, tren ini mulai terjadi sejak akhir Maret 2020, terutama saat pemerintah mulai memberlakukan social distancing dan work from home.
Mobil88 mencatat, saat minggu pertama dan kedua Maret, pasar mobil bekas masih normal. Namun menjelang pekan keempat Maret, suplai mobil bekas terasa makin banyak.
Baca juga: Sering Dilempar Batu, Bus Lintas Sumatera Pakai Tameng Kaca Depan
“Jumlah yang mau beli mobil turun, tapi yang mau jual relatif sama. Jadi sekarang banyakan yang jual,” ujar Fischer kepada Kompas.com (14/4/2020).
Sementara itu, Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua herjanto Kosasih, mengatakan, situasi social distancing awalnya sempat meningkatkan pembelian mobil bekas.
“Awal Maret masih oke, karena kendaraan umum dibatasi, orang mending naik mobil pribadi. Tapi setelah ada work from home dan relaksasi kredit, penjualan mobil bekas makin tiarap,” ucap Herjanto.
Baca juga: Ojol Lemas, Merasa Dipermainkan Aturan PSBB Jakarta
Menurutnya, penjualan mobil bekas di WTC Manga Dua saat Maret lalu sekitar 1.700 unit. Angka ini sebetulnya bisa tembus 2.400 unit normalnya, jika tidak ada gangguan.
“Sekarang sudah turun hingga 80 persen, karena PSBB orang enggak berani keluar, malah mulai banyak yang jual,” ujar Herjanto.
“Tapi prediksi saya puncaknya sekitar tiga bulan lagi, karena sekarang orang-orang bermobil masih punya tabungan,” katanya.
Baca juga: Bantu Driver Dapat Penghasilan, Gojek dan Grab Tagih Janji Permenhub
Bimo Maliki, pemilik showroom Malique Selatan Djakarta di Blok M Mall, Jakarta Selatan, turut mengatakan hal yang serupa.
Bahkan ia mengatakan, saat ini harga mobil bekas telah mengalami penurunan. Untuk mobil bekas mewah dan langka di kisaran Rp 1 miliar, bisa turun ke angka Rp 700 jutaan.
Sedangkan mobil-mobil bekas di kisaran Rp 100 jutaan sampai Rp 200 jutaan, menurutnya bisa turun sekitar Rp 10 jutaan hingga Rp 20 jutaan.
“Sekarang orang lagi nahan duit, perbandingan yang jual dan yang beli sekitar 70 persen berbanding 30 persen. Stok banyak bikin harga turun, jadi kalau punya uang mending beli sekarang,” kata Bimo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.