Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dilempar Batu, Bus Lintas Sumatera Pakai Tameng Kaca Depan

Kompas.com - 13/04/2020, 17:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang ada di Indonesia memiliki banyak trayek, mulai dari sekitar Jawa, Sumatera, sampai Bali. Secara umum, model bus yang digunakan sama saja bentuknya.

Namun setiap trayek kadang melakukan penyesuaian dengan rute yang akan dilewati. Misalnya bus melewati jalan tol atau jalan pedesaan.

Jika dibandingkan dengan bus AKAP lainnya, bus dengan trayek ke daerah Sumatera memiliki keunikan tersendiri, yaitu adanya besi pelindung pada kaca depan.

Werry Yulianto, Export Manager dari Karoseri Laksana di Ungaran, mengatakan, kalau secara sasis dan bodi bus, tidak ada perbedaan spesifikasi.

Baca juga: Izin Ojol Angkut Penumpang di Bogor, Depok, dan Bekasi Tergantung Ini

bus dengan tamengbus-truck.id bus dengan tameng

“Spesifikasinya sama, mungkin kalau yang arah Sumatera biasanya ditambah tameng di kaca depan. Hal ini dikarenakan kondisi jalanan yang kurang baik, dan sering kena batu,” ucap Werry kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Jika dibandingkan dengan bus AKAP yang memiliki trayek Pulau Jawa, lebih sering melewati jalan tol yang sudah baik kondisi jalurnya.

Sedangkan di Sumatera, untuk mengantisipasi terkena batu, banyak PO yang memasangatameng dari besi di kaca depannya.

Baca juga: Layanan Ojek Motor Belum Bisa Diakses, Gojek Tulis Pengumuman Ini

Secara tampilan memang sedikit aneh, karena bentuk bus yang sudah bagus, malah ditambahi tameng yang terbuat dari besi di kacanya. Pemasangan tameng ini bisa dilakukan oleh karoseri ataupun modifikasi dari PO tersebut.

Seperti yang dikatakan Dimas Raditya, Sales Staf dari Karoseri Tentrem di Malang. Pemasangan tameng di kaca depan merupakan permintaan khusus dari pembeli bus.

“Kalau di Sumatera biasanya ada tambahan rak bagasi di atas bis dan tameng untuk kaca depan. Itu bisa dipasang oleh karoseri sesuai permintaan dari pelanggan,” kata Dimas kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau