Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Steril Kabin dari Bakteri dan Virus dengan Fogging Mobil

Kompas.com - 22/03/2020, 16:42 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beragam upaya bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. Salah satunya dengan melakukan fogging atau pengasapan pada interior mobil.

Cara ini sedikit banyak akan membantu kebersihan kabin mobil, sebab tingginya kadar polusi udara di perkotaan tentu akan berdampak pada kesehatan pengemudinya.

Belum lagi tingginya mobilitas, serta kondisi interior mobil yang lembab, membuat pertumbuhan bakteri di dalam kabin terbilang cepat.

Baca juga: Mengapa Mobil Dilarang Langsam di Sisi Paling Kanan Jalur Jalan Tol?

AC mobil perlu dirawat minimal 6 bulan sekali untuk mengantisipasi bau tak sedap.KompasOtomotif-Donny Apriliananda AC mobil perlu dirawat minimal 6 bulan sekali untuk mengantisipasi bau tak sedap.

“Proses fogging dapat mengantisipasi atau mencegah penyebaran virus corona,” ucap Edy, pemilik bengkel spesialis interior Vertue Concept di Sunter, Jakarta Utara, kepada Kompas.com belum lama ini.

“Sebab fogging menggunakan cairan disinfektan yang efektif membunuh virus, kuman, bakteri, dan mencegah timbulnya jamur,” katanya.

Fogging dilakukan menggunakan alat yang bakal mengasapi seluruh interior, sambil menyalakan AC mobil agar sirkulasi udara kabin berjalan normal.

Baca juga: Aki Mobil Mesin Diesel Beda dengan Bensin, Ini Alasannya

Ilustrasi Fogging mobilIstimewa Ilustrasi Fogging mobil

Selain fogging interior, Edy juga menyediakan alat ukur yang berfungsi menghitung jumlah bakteri di dalam kabin.

Hal ini dilakukan untuk mengukur berapa banyak bakteri di interior, khususnya saat sebelum dan sesudah kabin mobil dilakukan fogging.

“Pengerjaan memakan waktu sekitar 30 menit, konsumen tinggal datang saja ke outlet kami. Kalau mau dipanggil ke rumah juga bisa, tapi minimal harus ada tiga mobil,” ucap Edy.

Sementara itu untuk biayanya, Edy mengatakan ongkos fogging per mobil sekitar Rp 450.000. Sedangkan untuk mengukur jumlah bakteri dikenakan tambahan Rp 150.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau