Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyakit Pengendara “Mobil” di Inggris

Kompas.com - 17/09/2016, 14:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

London, KompasOtomoti - Menurut sebuah laporan baru dari perusahaan asuransi otomotif RAC, jumlah pengendara yang menelepon, mengambil foto, kemudian mengunggah ke sosial media semakin mengkhawatirkan.

Pada tahun lalu saja, sebanyak 11 juta pengemudi mengaku telah membuat atau menerima panggilan via ponsel, sementara lebih dari 5 juta lainnya, memainkan ponsel pintarnya untuk berfoto atau video saat mengemudi.

Penelitian RAC kali ini menemukan fakta baru, kalau saat ini masyarakat lebih maklum terhadap penggunaan ponsel di belakang kemudi daripada dua tahun lalu. Data statistik menunjukkan menunjukkan peningkatan 50 persen orang menerima perilaku buruk tersebut saat berkendara.

Kemudian ada kenaikan dari 14 persen di 2014 menjadi 20 persen pada 2016, pengemudi yang melihat akun media sosial mereka dalam lalu lintas stasioner atau di kemacetan.

"Ini sungguh mengkhawatirkan, di mana pengemudi telah jelas tidak merasa bersalah berkendara dengan penuh risiko (bermain ponsel). Ditambah lagi dengan daya peningkatan persentase pengendara yang benar-benar mengakui telah menggunakan perangkat genggam saat berkendara," kata Pete Williams, juru bicara lembaga keselamatan berkendara Inggris, dilansir Carscoops, Sabtu (17/9/2016).

Karena faktor ini, pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan minimal denda, menjadi 150 poundsterling atau Rp 2,5 juta, dengan empat poin penalti

"Dengan munculnya era baru dalam ‘game’ dan aplikasi seperti Pokemon Go, cukup menarik penggemar muda dan tua untuk mengunakan ponsel ketika berkendara. Namun, kita harus bisa mengatasi godaan. Pastinya ada beberapa pengemudi sulit untuk menolak, dan membuat penggunaan telepon genggam saat mengemudi tidak seluruhnya hilang,” ujar Williams.

Menurut Laboratorium Penelitian Transportasi Inggris (Transport Research Laboratory/TRL), pengemudi yang menggunakan telepon saat berkendara, memiliki waktu reaksi 30 persen lebih lambat dari titik minimum reaksi pengemudi normal. Ini tentu akan beresiko untuk menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com