Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kecelakaan Lamborghini dari “Kaca Mata” Dokter Ahli Tidur

Kompas.com - 01/12/2015, 12:34 WIB
Aditya Maulana

Penulis


Jakarta, KompasOtomotif
- Kasus kecelakaan mobil super (supercar) di Surabaya akhir pekan lalu sedang menjadi sorotan masyarakat. Sebab, selain diduga tengah balapan liar di jalan umum dan menewaskan pengguna jalan, kecelakaannya juga terjadi pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB.

Menurut Dokter spesialis kesehatan tidur Rumah Sakit Mitra Kemayoran dr. Andreas Prasadja, berkendara di luar jam biologis sangat berbahaya. Karena, jika pengemudi Lamboghini tersebut ketika jam 5 atau 6 pagi biasanya masih tidur, pasti akan merasa kantuk yang luar biasa.

“Kasus Lamborghini kemarin tidak tahu pengemudinya biasa tidur jam berapa. Kalau biasanya jam 6 pagi dia masih tidur, jelas itu bahaya, karena dia akan merasakan ngantuk. Tapi kalau dia biasa tidur jam 8 pagi jelas tidak apa-apa. Intinya jam berapa dia biasa tidur,” kata Andreas kepada KompasOtomotif, Selasa (1/12/2015).

Andreas menjelaskan, saat berkendara, pengemudi harus benar-benar siap, seperti dari aspek kewaspadaan, hingga konsentrasi. Pentingnya lagi, faktor tersebut hanya bisa didapat jika kualitas tidur seseorang sudah cukup, yakni selama tujuh hingga sembilan jam dalam satu hari.

“Jika berkendara dalam kondisi mengantuk, kemampuan tersebut akan berkurang. Apalagi, saat berkendara mengalami micro sleep. Maksudnya seperti melamun dan tida sadar kalau sedang berkendara. Jika sudah seperti itu, sebagian otak sudah tertidur dan sebagiannya lagi masih terjaga dan itu sangat berbahaya,” katanya.

Pengemudi Lamborghini bernomor polisi B 2258 ini bernama Wiyang Lauther (24). Saat ini, ia masih ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka karena menabrak seorang pengguna jalan hingga tewas di ruas Jalan Manyar kertoarjo, Surabaya.

Penyelidikan masih terus dilakukan pihak kepolisian, sebab belum diketahui apa penyebabnya. Dugaan sementara, Lamborghini itu terlibat balapan liat dengan Ferrari yang belum diketahui identitasnya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com