Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hantam Jalan Berlubang di Kecepatan Tinggi, Jangan Langsung Direm

Kompas.com - 09/02/2025, 09:01 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi jalan berlubang saat melaju dengan kecepatan tinggi bisa menjadi situasi berbahaya bagi pengendara. Banyak yang khawatir bahwa benturan keras dengan lubang dapat langsung menyebabkan ban pecah.

Namun, menurut Fisa Rizqiano, Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, ban yang dijual di Indonesia umumnya sudah dirancang agar lebih tahan terhadap kondisi jalan yang bervariasi.

"Boleh dibilang anggapan bahwa ban tidak dirancang untuk dihantam itu kurang tepat. Pada umumnya, ban yang dijual di Indonesia sudah diperkuat untuk mengakomodasi kondisi jalan di sini," kata Fisa di Karawang belum lama ini.

Baca juga: Ingat, Hari Ini Berlaku Ganjil Genap di Puncak Bogor

Meski demikian, ia menekankan bahwa tekanan udara dan bobot kendaraan harus selalu dijaga agar ban tetap dalam kondisi optimal.

Ban yang pecah umumnya terjadi karena kelelahan material (fatigue) akibat pemakaian jangka panjang atau benturan ekstrem yang mengenai dinding samping ban (sidewall).

Oleh karena itu, pengemudi harus mengetahui cara yang tepat saat menghadapi jalan berlubang di kecepatan tinggi.

Saat melihat lubang di depan, pengemudi sebaiknya mengurangi kecepatan secara bertahap. Pengereman mendadak dapat membuat suspensi bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko benturan keras pada ban.

Ilustrasi gaya mengemudi kasarCalm Clinic Ilustrasi gaya mengemudi kasar

Jika tidak sempat menghindar, maka hindari mengerem saat roda tepat di atas lubang karena hal ini justru dapat membuat ban menekan lebih dalam ke dalam lubang dan berpotensi mengalami kerusakan lebih parah.

Selain itu, penting untuk memastikan pegangan setir tetap kuat agar kendaraan tetap stabil setelah melewati lubang.

Manuver mendadak sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan dinding samping ban bersentuhan dengan pelek atau jalan, yang bisa meningkatkan risiko pecah ban. Sebaiknya, bila harus menghindari lubang, lakukan dengan manuver yang halus dan terkontrol.

Menjaga tekanan udara ban sesuai rekomendasi pabrikan juga merupakan langkah penting. Ban dengan tekanan udara terlalu rendah lebih rentan terhadap benturan keras, sehingga lebih mudah mengalami kerusakan.

Fisa menjelaskan bahwa ban tidak serta-merta pecah hanya karena menghantam lubang di jalan.

"Jika hanya melaju lurus dengan kecepatan tinggi, maka ban tidak akan langsung pecah. Tapi kalau terjadi manuver menghindar hingga dinding ban mengenai pelek dan jalan, itu bisa memicu kerusakan," ujarnya.

Terkait insiden kecelakaan di jalan tol yang dikabarkan akibat benturan ban dengan jalan berlubang, Fisa menduga faktor utamanya adalah hantaman yang mengenai sisi ban.

"Dari pengalaman kami, jika menghantam lubang di kecepatan sekitar 60 km/jam, ada kemungkinan ban bisa pecah. Tapi jika dalam kecepatan lebih tinggi, misalnya 80 km/jam, sering kali justru lolos tanpa kerusakan signifikan. Tapi tentu saja, ini bukan saran untuk sengaja menabrak lubang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau