JAKARTA, KOMPAS.com - PT Handal Indonesia Motor (HIM) melihat bahwa pihaknya merupakan "jembatan" para pabrikan otomotif China untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebagai General Assembler, HIM memberikan keuntungan tersendiri bagi pabrikan asal China yang memasuki pasar Indonesia karena mereka tidak perlu mengeluarkan investasi besar untuk membangun pabrik.
Baca juga: 569.462 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek, Arah Trans-Jawa Mendominasi
Para pabrikan otomotif asal China dapat memanfaatkan fasilitas perakitan yang terletak di Pondok Ungu, Bekasi, dan nantinya juga di Purwakarta Integrated Industrial Park, Purwakarta, Jawa Barat.
Merek-merek baru bisa masuk ke pasar otomotif Indonesia dengan harga bersaing sebab menggunakan sistem completely knock down (CKD) dan semi knock down (SKD).
Jongkie D Sugiarto, Wakil Presiden Komisaris PT Handal Indonesia Motor, mengatakan, merek baru yang hadir ke Indonesia memberikan warna tersendiri.
"Dulu kan saya bilang waktu pertama kali bicara dengan pemerintahan perindustrian (Kemenperin) bahwa kita harus buka pintu supaya bisa investasi masuk ke Indonesia, merek-merek baru masuk ke Indonesia," ujar Jongkie, yang ditemui pekan lalu.
Baca juga: Dasar Hukum Ganti Rugi Kerusakan Kendaraan Akibat Kondisi Jalan Tol
"Makanya kita beri kemudahan pemerintah kalau bikin mobil itu dari A sampai Z. Kita bilang dari A sampai M, sebutannya M saja deh ya, boleh dibikin di pabrik asalnya. Tapi N sampai Z di sini," katanya.
Jongkie menjelaskan jika dalam proses CKD seluruh kendaraan dirakit dari awal, mulai dari A sampai Z, maka pada SKD proses perakitan hanya mencakup sebagian besar langkah, yaitu dari N sampai Z.
"Karena dari A sampai M tadi, itu yang investasinya paling besar. Ya kan, pengecatan, pengelasan, apa namanya, di-press di sini dan lain sebagainya. Ini mahal sekali. Makanya saya bilang, Pak, kita izinkan ini dulu," katanya.
Baca juga: Cara Klaim Ganti Rugi Kerusakan Ban akibat Lubang di Jalan Tol
"Dari M sampai ke Z-nya harus di Indonesia. Nanti kalau volume-nya sudah meningkat, ini otomatis naik, dari M-nya naik. Naik, naik, naik, gitu," ujar Jongkie.
Jongkie melihat bahwa hal ini memberikan keuntungan bagi banyak pihak, pertama buat masyarakat adanya merek baru pilihan mobil jadi beragam di pasar dan harganya bisa bersaing. Kemudian kedua buat merek baru jadi lebih ekonomis.
Baca juga: Tempuh 587 Km, Seberapa Irit BBM Toyota Corolla Cross Hybrid GR?
"Skala ekonomis. Siapa yang mau investasi bertriliun-triliun? Dia (merek China) mau tes pasar dulu. Merek saya diterima tidak ya di Indonesia. Ya kan? Jika benar bisa, nah baru mereka mau investasi," ujarnya.
"Itu yang terjadi. Maka dari itu diberikan kemudahan yang disebut painted body. CKD tapi painted body. Body sudah dicat. Dari A sampai M, tapi yang lain (N sampai Z) kerjakan di sini," kata Jongkie.
Untuk diketahui, sejak tahun 2020, Handal sudah melakukan kerjasama dengan merek otomotif yang mayoritas merupakan merek China seperti Geely, Chery, Neta, Jetour, Aletra, BAIC, dan Jaecoo.
Kualitas hasil produksinya juga telah diakui di mancanegara. Sejak tahun 2010, Handal sudah melakukan ekspor ke mancanegara dengan produk Hyundai H-1 dan Chery beberapa saat yang lalu.
Namun, pertanyaannya, kalau merek China tersebut tidak diterima dan memutuskan untuk tidak investasi mandiri di Indonesia, kelanjutannya seperti apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.