JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi lalu lintas di Indonesia yang semrawut salah satu penyebabnya adalah pemahaman soal keselamatan lalu lintas yang rendah. Mirisnya, orang Indonesia lebih senang belajar soal keahlian berkendara alias skill daripada pola pikir berkeselamatan.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, skill atau tidak akan berguna ketika berada di ruang publik.
Baca juga: Operasi Zebra 2024, Ingat Lagi Pelanggaran Lalu Lintas yang Diincar
"Begitu dikasih masuk yang berbasis pengetahuan pola pikir, mind set, mereka bilang orang bawa mobil atau motor kok diajari begini. Kalau di komunitas motor atau mobil, ini tidak disukai, maunya yang akrobatik, di mana tidak ada urusannya dengan keselamatan di jalan," ucap Jusri kepada Kompas.com, Senin (21/10/2024).
Bisa dilihat dari itu, Jusri bilang kalau pengetahuan soal keselamatan lalu lintas sangat rendah. Lebih konyol lagi ada stigma di jalanan yang bilang kalau peraturan lalu lintas adalah polisi, ritual polisi.
Baca juga: Operasi Zebra 2024, Ingat Lagi Pelanggaran Lalu Lintas yang Diincar
"Artinya kalau ada polisi mereka tertib, kalau tidak ada ya dilanggar. Ini kan stigma yang jelek sekali buat bangsa kita, perlu diakui itu ada," kata Jusri.
Menurut Jusri, mudah saja melihat watak orang Indonesia, lihat saja dari perilaku berlalu lintas. Banyak yang salah tapi minta dibenarkan, sampai menyerang orang.
"Kalau massal yang salah, habis kita. Arogan di jalan, merasa eksklusif," kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.