Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Diskon Mobil Listrik Diprotes Konsumen Thailand

Kompas.com - 14/09/2024, 09:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perang harga yang dipicu oleh produsen mobil listrik (EV) asal China, seperti BYD, telah menciptakan gejolak di pasar mobil Thailand.

Banyak pembeli mobil listrik di Thailand kini merasa dirugikan dan cemas, setelah melihat penurunan harga yang signifikan pada kendaraan yang baru saja mereka beli.

Situasi ini bukan hanya mengganggu pasar, tetapi juga memicu rasa ketidakpuasan di kalangan konsumen yang merasa ditipu.

Baca juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Electronic Parking Brake dan Brake Hold

BYD jadi salah satu merek mobil listrik yang meramaikan Thailand International Motor Expo 2023KOMPAS.com/DIO DANANJAYA BYD jadi salah satu merek mobil listrik yang meramaikan Thailand International Motor Expo 2023

Salah satu konsumen yang membeli mobil BYD Atto 3 pada Januari 2023 mengungkapkan ketidakpuasannya yang mendalam.

Darakorn, salah satu konsumen BYD Atto 3 mengatakan, perang diskon mobil listrik membuat nilai mobil jatuh lebih jauh dari yang diharapkan.

“Saya diberi tahu bahwa harganya akan naik dalam dua bulan, setelah subsidi pemerintah berakhir,” ujar Darakorn, konsumen BYD Atto 3, dikutip dari Nikkei Asia (13/9/2024).

Baca juga: Ketahui Cara Kerja Fitur Brake Hold pada Sistem Pengereman Mobil Modern

Biasanya, asuransi menanggung 80 persen dari nilai mobil baru, dan terdepresiasi 10 persen per tahun, tetapi diskon mendorongnya lebih rendah,” kata dia.

BYD kini menawarkan lebih banyak diskon untuk SUV Atto 3 bulan ini, karena berupaya mempertahankan keunggulannya di pasar yang semakin ramai.

Pemotongan harga hingga 340.000 baht atau setara Rp 157 jutaan, telah menurunkan nilai jual kembali bagi pemilik saat ini.

Baca juga: Bertemu Lane Hogger di Jalan Tol, Apa yang Harus Dilakukan?

Test drive BYD M6BYD Indonesia Test drive BYD M6

Dengan pinjaman bank dan subsidi pemerintah sebesar 100.000 baht atau setara Rp 46 jutaan, SUV tersebut berharga 1,19 juta baht atau setara Rp 471 jutaan.

Bahkan model terbaru Atto 3 yang dirilis awal tahun ini harganya menjadi di bawah 1 juta baht atau setara Rp 463 jutaan.

“Jika Anda mengumumkan bahwa harganya akan turun 340.000 baht setahun kemudian, apakah menurut Anda ada orang yang akan membeli mobil Anda?” ucap Darakorn.

Baca juga: Volvo Bilang Kebal dari Ancaman Truk Bekas Impor China

Mobil listrik BYD mengandalkan e-platform 3.0Dok. BYD Mobil listrik BYD mengandalkan e-platform 3.0

Respons konsumen terhadap mobil listrik di Thailand umumnya tidak positif. Banyak yang merasa ragu dan khawatir mengenai pembelian mobil listrik di tengah ketidakpastian harga dan kebijakan yang sering berubah.

Ketidakstabilan harga membuat banyak pembeli merasa bingung dan skeptis terhadap masa depan mobil listrik, serta nilai jangka panjang dari kendaraan yang mereka beli.

Perasaan terjebak dan ketidakpastian ini memengaruhi keputusan pembelian dan kepercayaan konsumen terhadap pasar mobil listrik.

Banyak yang kini berpikir dua kali sebelum berinvestasi dalam kendaraan listrik, mengingat risiko terkait fluktuasi harga dan penawaran yang tidak konsisten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau