JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, pemerintah belum berencana untuk mengeluarkan insentif fiskal pada sektor otomotif tahun ini.
Hal tersebut dikarenakan penjualan kendaraan yang sudah mulai membaik usai diselenggarakannya pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024 pada 18-28 Juli 2024 lalu.
"Insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) kemarin sudah diputuskan tidak, karena dari hasil yang kemarin, walaupun kuartal I/2024 agak turun tetapi hasil dari GIIAS 2024 cukup bagus terkhusus mobil hybrid," kata dia, Senin (5/8/2024).
Baca juga: Pemerintah Pastikan Tidak Ada Insentif Mobil Hybrid
Susiwijono mengaku, pihaknya sudah mendapatkan surat dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk mengeluarkan insentif berupa Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) seperti masa Covid-19.
Dalam surat permohonan itu, disebutkan bahwa industri otomotif nasional saat ini sedang melemah imbas sejumlah tekanan dari eksternal seperti suku bunga tinggi, pelemahan rupiah, dan lainnya. Mengakibatkan penjualan Januari-Juni 2024 turun 19,4 persen year on year.
Adapun bantuan yang paling realistis dan bisa diterapkan dalam waktu singkat adalah PPnBM DTP untuk kendaraan dengan TKDN lebih dari 60 persen. Jadi, daya beli masyarakat akan terangsang kembali.
Perlambatan sektor otomotif pada semester I/2024 pun turut menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Sebab, pada kurun waktu yang sama konsumsi rumah tangga malah tumbuh 4,93 persen.
"Tentu ini menjadi tantangan tersendiri dan suatu hal berbeda karena berbagai sektor konsumsi naik tapi otomotif ada penurunan, walaupun saat GIIAS 2024 penjualannya lebih tinggi dari acara sama tahun sebelumnya," katanya dalam konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024, Senin.
Baca juga: Klaim Semua Pihak Untung, Gaikindo Minta Diskon PPnBM Berlaku Lagi
Meski begitu, Airlangga menyatakan pemerintah belum berencana menerbitkan aturan baru pada sektor otomotif, termasuk PPnBM DTP maupun insentif untuk mobil listrik berteknologi hibrida (hybrid electric vehicle/HEV).
"Beberapa industri kita mengalami over supply. Pada industri otomotif, dalam enam bulan itu turun 19 persen. Kemudian ekspornya juga turun. Namun kita berharap bisa catch up di semester ke-2," kata dia.
"Untuk otomotif, kebijakan sudah dikeluarkan. Tidak ada kebijakan perubahan tambahan lain," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.