Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klakson Telolet Bisa Ganggu Sistem Pengereman, Bus Bisa Kecelakaan

Kompas.com - 18/06/2024, 10:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Klakson telolet kembali ramai diburu orang-orang di jalan, terutama anak kecil. Sebelumnya klakson dengan nada ini sempat ramai di medio 2010-an, tapi ramai lagi sekarang.

Tapi, pemasangan klakson telolet sebenarnya bisa jadi penyebab kecelakaan bus. Penyebabnya karena pemasangan yang tidak benar, mengambil udara dari tangki tempat rem.

After Sales & Technical Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Irwan Supriyono mengatakan, penggunaan klakson telolet bus memang membahayakan.

Baca juga: Bus Dilarang Pakai Klakson Telolet, Bakal Kena Sanksi Tilang

-MUHAMAD SYAHRI ROMDHON -

 

"Jadi banyak yang kasus menggunakan klakson angin tapi mengambilnya itu di tempat yang salah. Jadi kita lihat, banyak dari mereka mengambil angin langsung dari tangki tanpa melalui safety valve,” kata Irwan kepada media, belum lama ini.

Irwan menjelaskan, sebenarnya pada buku manual atau panduan pemilik sebenarnya ada panduan yang tepat bagi pengemudi yang hendak menggunakan angin klakson telolet.

Apabila bus terlalu sering membunyikan klakson telolet yang memanfaatkan angin dari tangki hanya untuk atraksi, dapat sangat berpengaruh dengan kinerja pengereman bus atau truk.

Baca juga: 513.412 Kendaraan Keluar Jabotabek, Mayoritas Menuju Tol Trans-Jawa


 

"Ketika si klakson telolet itu selangnya bocor, otomatis isi tangki terkuras habis. Ini akan berpengaruh ke pengereman. Kalau angin habis, tentunya pengereman akan bermasalah. Itu yang kita khawatirkan,” kata Irwan.

"Pada saat ingin digunakan untuk keadaan darurat seperti di jalanan menurun, itu akan kurang anginnya. Jadi kita tidak sarankan pasang klakson telolet di bus karena akan mengganggu efektivitas penggunaan rem,” kata Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com