JAKARTA, KOMPAS.com - Touring menggunakan sepeda motor listrik memiliki tantangan tersendiri dibandingkan motor bermesin pembakaran internal. Contohnya, seperti yang sudah dijalani oleh Roman Nedielka beberapa waktu lalu.
Pria berkebangsaan Slovakia tersebut sudah melakukan perjalanan solo touring ke 18 negara. Dengan mengandalkan motor listrik Zero DSR/X, Roman sudah menempuh jarak hingga lebih dari 42.000 Km.
Baca juga: Pria Ini Tuntaskan Touring Pakai Motor Listrik ke 18 Negara
"Saya selalu punya batas aman saat berkendara. Sebab, beberapa tempat, contohnya saat di Kazakhstan, saat saya menuju suatu kota ternyata kota itu tidak ada di situ," ujar Roman, kepada wartawan, saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
"Padahal, kapasitas baterainya sudah mencapai 10 persen. Akhirnya, saya harus memutar kembali dan sesampainya di tujuan baterai tinggal 4 persen, itu kapasitas baterai terendah yang pernah saya alami," kata Roman.
Roman menyarankan, kalau ada orang yang ingin berkeliling dunia menggunakan sepeda motor, jangan pergi dari timur ke barat. Sebab, angin berembus dari barat.
Baca juga: Kisah Bule Touring Sendirian di Indonesia, Numpang Berteduh dan Dijamu Makan Warga
"Maka itu, penerbangan dari barat ke timur biasanya lebih cepat dibanding sebaliknya. Sepanjang perjalanan saya selalu melawan angin dan itu sangat dingin," ujar Roman.
Selain dingin, perjalanan melawan angin dengan menggunakan motor listrik juga akan menghambat laju motor. Dampaknya, motor membutuhkan tenaga lebih dan baterai semakin cepat habis.
Tantangan utama lainnya selama perjalanan solonya adalah beradaptasi dengan berbagai kondisi cuaca dan menjalani prosedur bea cukai saat melintasi perbatasan. Selain itu, standar pengisian daya yang berbeda-beda di setiap negara mengharuskan adanya adaptor dan kabel yang sesuai untuk setiap lokasi.
Bagi yang ingin melakukan perjalanan solo, Roman menekankan pentingnya menjaga kebugaran fisik. Sebelum berangkat, dia melakukan persiapan dengan fokus pada asupan makanan, angkat beban, dan yoga. Selain itu, mengonsumsi makanan sehat juga sangat penting.
“Selama perjalanan, meskipun fokus utama saya adalah mengisi daya sepeda motor dan memastikan kelancaran pengoperasian, saya terkadang menghadapi tantangan dalam mengakses makanan yang layak,” kata Roman.
“Kini, setelah saya menyelesaikan petualangan ini, saya berharap dapat memprioritaskan kebiasaan makan yang lebih sehat dan kebugaran," ujar Roman.
"Tapi, penting juga untuk memiliki perencanaan. Sebab, saya tidak bisa bangun di suatu hari, lalu memutuskan langsung jalan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.